Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut banyak orang kaya di Indonesia yang berpenghasilan Rp 100 juta lebih menjadi peserta PBI BPJS Kesehatan. Ia ingin orang kaya tersebut dihapus dari penerima PBI.
Budi awalnya menjelaskan total ada 10,84 juta jiwa yang tidak sasaran menerima PBI. Temuan tersebut berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Menurutnya, orang kaya tersebut masuk dalam kategori desil (pembagian kelompok masyarakat berdasarkan tingkat kesejahteraan) dengan nilai 6-10. Sedangkan, PBI ditujukan untuk masyarakat kategori desil 1-5.
“Dengan adanya DTSEN ini juga menarik, begitu kita lihat, ada juga orang ikutan desil 10 itukan 10 persen orang terkaya di Indonesia. Ada juga yang dibayarin PBI-nya, 0,56 persen (540 ribu jiwa),” ujar Budi dikutip infoHealth.
Rincian PBI yang tidak tepat sasaran meliputi desil enam sebanyak 5,98 juta jiwa (6,17 persen), desil tujuh sebanyak 2,72 juta jiwa (2,8 persen), desil delapan sebanyak 1,04 juta jiwa (1,08 persen), desil sembilan sebanyak 560 ribu jiwa (0,57 persen), dan desil 10 sebanyak 540 ribu jiwa (0,56 persen).
Menurut Menkes Budi, data ini bisa dijadikan acuan untuk merapikan data-data penerima bantuan dari pemerintah. Orang-orang yang berada di desil 10 seharusnya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Dengan demikian data ini bagus perhatikan kalau ada penghapusan pembukuan ada juga yang perlu dihapus, desil 10, desil 9 itu kan pasti pendapatannya pasti 100 juta ke atas, ngapain juga dibayarin PBI-nya,” tandasnya.
Berdasarkan data Kemenkes desil 9 berjumlah 560 ribu jiwa, sedangkan desil 10 540 ribu jiwa. Dengan begitu jumlah orang kaya yang menjadi peserta PBI BPJS Kesehatan mencapai 1,1 juta jiwa.
