Pernahkah infoers merasa jenuh, bosan, atau sulit fokus di tengah-tengah acara seminar, training, atau bahkan saat pelajaran di kelas? Situasi seperti ini sangat wajar terjadi. Saat energi dan konsentrasi menurun, materi yang disampaikan pun menjadi sulit untuk diserap.
Di sinilah ice breaking berperan penting. Aktivitas sederhana ini dirancang untuk mengembalikan fokus dan semangat, mencairkan suasana yang kaku, dan membuat semua peserta kembali bersemangat mengikuti kegiatan. Setelah melakukannya, mood dijamin akan jauh lebih baik!
Berikut infoSumut rangkumkan informasi tentang apa itu ice breaking, manfaatnya, dan berbagai contoh seru yang bisa langsung infoers coba. Yuk, simak!
Secara harfiah, ice breaking adalah istilah dari bahasa Inggris yang berarti “memecah es”. Dalam konteks kegiatan, ice breaking bertujuan untuk memecah ‘kebekuan’ atau suasana yang tidak mengenakkan seperti bosan, lelah, dan canggung selama acara berlangsung.
Aktivitas ini sering digunakan dalam berbagai acara, mulai dari training karyawan, masa orientasi sekolah/kampus, seminar, hingga pembelajaran sehari-hari di kelas.
Biasanya, kegiatan ini akan dipimpin oleh seorang instruktur atau fasilitator, dan para peserta hanya perlu mengikuti instruksi yang diberikan dengan antusias.
Ice breaking bukan sekadar permainan pengisi waktu. Ada banyak manfaat positif yang bisa didapatkan, antara lain:
Sebagai pembawa acara, guru, atau narasumber, kamu harus peka terhadap kondisi audiens. Waktu terbaik untuk melakukan ice breaking adalah ketika kamu melihat tanda-tanda kejenuhan, seperti:
Umumnya, rasa bosan muncul setelah 1,5 hingga 2 jam acara dimulai. Misalnya, jika acara dimulai pukul 08.00, kamu bisa menyelipkan sesi ice breaking seru sekitar pukul 10.00 untuk menyegarkan kembali suasana.
Bingung mau melakukan kegiatan apa? Berikut adalah 15 contoh ice breaking yang bisa kamu pilih, dari yang paling simpel hingga yang membutuhkan kerja sama tim.
1. Yel-yel Semangat
Meskipun sederhana, yel-yel yang diteriakkan bersama-sama terbukti ampuh membangkitkan semangat. Ciptakan yel-yel pendek yang mudah diingat dan ajak semua peserta meneriakkannya dengan kompak dan gembira.
2. Sambung Kata
Permainan ini melatih konsentrasi dan kecepatan berpikir. Cara bermainnya mudah, Instruktur menunjuk satu orang untuk menyebutkan satu kata. Orang berikutnya harus menyebutkan kata baru yang diawali dengan suku kata terakhir dari kata sebelumnya. Lakukan dengan cepat!
3. Tebak Gambar (Pictionary)
Sangat seru dimainkan secara berkelompok untuk melatih kerja sama. Satu orang dari tim melihat gambar dari instruktur, lalu ia harus menggambarkannya dalam waktu singkat agar bisa ditebak oleh anggota timnya.
4. Tebak Lagu
Permainan ini klasik yang tidak pernah gagal mencairkan suasana. Instruktur bisa memutar beberapa info intro lagu, atau menunjuk satu orang untuk menyenandungkan sebuah lagu tanpa lirik. Peserta lain berlomba menebak judulnya.
5. Ingat Kata
Permainan ini akan menguji daya ingat jangka pendek. Orang pertama menyebutkan satu kata (misal: “apel”). Orang kedua mengulang kata pertama dan menambahkan kata baru (“apel, buku”). Orang ketiga melanjutkan (“apel, buku, kursi”), dan seterusnya sampai ada yang gagal mengingat urutannya.
6. Berhitung Kelipatan “DOR!”
Permainan ini sangat seru dan ampuh melatih fokus. Peserta berhitung secara berurutan. Namun, setiap kelipatan angka 4 (atau angka lain yang ditentukan), peserta tidak boleh menyebutkan angkanya, melainkan harus berteriak “DOR!”. Peserta yang salah sebut atau telat dianggap kalah.
7. Ikuti Apa yang Didengar
Permainan ini menguji konsentrasi antara pendengaran dan gerakan. Instruktur akan memberi perintah sambil melakukan gerakan yang berbeda. Contoh: Instruktur berkata “Pegang hidung” sambil memegang telinganya. Peserta yang benar adalah yang memegang hidung (sesuai ucapan), bukan yang ikut memegang telinga.
8. Sambung Cerita
Permainan ini mengasah kreativitas dan imajinasi peserta. Satu orang memulai sebuah cerita dengan satu kalimat. Instruktur akan menunjuk orang berikutnya untuk melanjutkan cerita tersebut, dan begitu seterusnya hingga membentuk sebuah cerita yang utuh dan seringkali lucu.
9. Siapa Dia?
Permainan ini membantu peserta untuk saling mengenal lebih dalam. Orang pertama memperkenalkan nama dan satu fakta unik tentang dirinya. Orang kedua harus mengulang nama dan fakta orang pertama, baru kemudian memperkenalkan dirinya. Orang ketiga mengulang info orang pertama dan kedua, lalu memperkenalkan diri. Terus berlanjut sampai semua orang dapat giliran.
10. Tebak Kata (Ya, Tidak, Bisa Jadi)
Permainan tebak-tebakan yang seru dan menegangkan. Caranya, dua orang maju ke depan. Satu orang diberi sebuah kata rahasia (misal: “kulkas”) dan bertugas sebagai penjawab. Orang kedua bertugas sebagai penanya. Penanya harus menebak kata tersebut dengan bertanya apa saja, namun penjawab hanya boleh menjawab dengan “ya”, “tidak”, atau “bisa jadi”. Beri batasan waktu agar lebih menantang.
11. Tic Tac Toe Raksasa
Buat tabel tic tac toe 3×3 di lantai atau papan tulis. Bagi peserta menjadi dua tim (Tim X dan Tim O). Instruktur akan memberikan pertanyaan pengetahuan umum. Tim yang bisa menjawab dengan benar berhak menaruh simbolnya di salah satu kotak. Tim pertama yang membentuk garis lurus adalah pemenangnya.
12. Tepuk Pagi, Siang, Malam
Permainan tepuk tangan sederhana untuk melatih fokus. Instruktur bisa memberikan aba-aba: “Pagi” (tepuk 1 kali), “Siang” (tepuk 2 kali), “Malam” (tepuk 3 kali). Instruktur akan menyebutkan kata-kata ini secara acak dan dengan tempo yang berubah-ubah. Peserta yang salah tepuk keluar dari permainan.
13. Asosiasi Kata
Permainan cepat yang sering menghasilkan jawaban spontan dan lucu. Cara bermainnya, instruktur menyebutkan sebuah kata (misal: “pantai”). Lalu ia akan menunjuk peserta secara acak untuk menyebutkan kata pertama yang terlintas di pikiran mereka yang berhubungan dengan kata “pantai” (misal: “pasir”, “ombak”, “liburan”).
14. Bernyanyi Bersama
Salah satu cara paling mudah untuk mencairkan suasana. Pilihlah lagu yang populer dan bersemangat, lalu ajak seluruh peserta bernyanyi bersama dengan riang gembira.
15. Melempar Lelucon
Jika infoers memiliki selera humor yang baik, satu atau dua lelucon yang relevan dengan audiens bisa menjadi ice breaker yang efektif untuk memecah tawa.
Agar berjalan lancar dan efektif, perhatikan empat faktor penting ini:
Jangan sampai sesi ice breaking memakan waktu terlalu banyak hingga mengganggu jadwal kegiatan utama. Alokasikan waktu secukupnya, sekitar 5-15 menit.
Pilih aktivitas yang menggunakan peralatan sederhana atau bahkan tidak memerlukan alat sama sekali agar tidak merepotkan.
Pastikan permainan yang dipilih aman, tidak berbahaya, dan tidak menyinggung SARA atau fisik peserta.
Sebisa mungkin, selipkan nilai-nilai edukasi seperti kerja sama, kreativitas, fokus, atau kekompakan dalam kegiatan ice breaking infoers.
Sekarang kamu sudah tahu betapa pentingnya ice breaking untuk menjaga sebuah acara tetap hidup dan dinamis. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!