Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Tahun 2025 diwarnai dengan berbagai kasus yang menggemparkan dan menarik perhatian publik. Setidaknya ada dua kasus yang cukup menghebohkan sepanjang tahun 2025 ini.
Misalnya soal adanya teror pesan bom yang membuat pesawat terpaksa mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Selain itu, ada juga penemuan kerangka manusia dalam pohon di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang cukup misterius.
Kedua kasus ini sangat menghebohkan. Banyak pihak yang menyoroti dua kejadian itu. Bahkan, rasa penasaran dan ketakutan masyarakat juga muncul saat mengikuti kedua kasus tersebut.
Kedua peristiwa ini terjadi dalam waktu yang berbeda dan mewarnai perjalanan tahun 2025. Untuk mengulang kembali perjalanan kedua peristiwa itu, mari kita ulas kembali kejadiannya.
Berikut infoSumut rangkum penjelasannya:
Dua pesawat yang tengah membawa penumpang, dua kali harus mendarat darurat di Bandara Kualanamu setelah mendapatkan pesan ancaman bom. Teror pertama terjadi pada 17 Juni 2025.
Pesawat yang mendapatkan ancaman adalah pesawat Saudia Airlines rute Jeddah-Jakarta. Pesawat itu membawa penumpang jemaah haji.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan Asri Santosa mengatakan ancaman itu berisi pesan bahwa bom akan diledakkan jika mendarat di Jakarta.
“Di situ ada ancaman bom, dijelaskan bahwa pesawat akan diledakkan ketika nanti landing di Jakarta,” kata Asri saat konferensi pers di Bandara Kualanamu, Selasa (17/6).
Pesan itu diterima Kementerian Perhubungan melalui email sekira pukul 07.30 WIB. Saat itu, pesawat sudah masuk wilayah Indonesia.
Asri menjelaskan pesan itu berbahasa Inggris. Pesan itu diduga terdeteksi dari Bombay atau Mumbai India.
Setelah mendarat darurat di Kualanamu, para penumpang pun dievakuasi. Kemudian, petugas Jibom melakukan pengecekan dan sterilisasi di pesawat. Hasil pengecekan, tidak ditemukan adanya bom di pesawat tersebut.
“Hasil sementara dari pengecekan Jibom dan Kodam, dan Paskhas, saat ini posisi pesawat dinyatakan clear, baik dari kabin maupun barang-barang yang diangkut di pesawat, tapi kami masih melakukan pendalaman terhadap barang bawaan dari para jemaah haji,” kata Kapolda Sumut Whisnu Hermawan Februanto saat konferensi di Bandara Kualanamu.
Tak hanya sekali, ancaman bom tersebut kembali terjadi pada 21 Juni 2025, hanya selang beberapa hari setelah kejadian pertama. Pesawat maskapai Saudi Arabia dengan nomor penerbangan SC 5688 itu mendarat darurat di Bandara Kualanamu dengan membawa ratusan jemaah haji asal Surabaya. Setelah dicek, pesawat tersebut juga tidak ada terdeteksi bom.
Penemuan kerangka manusia dalam pohon aren di Sergai juga menghebohkan masyarakat dan sangat misterius. Kerangka manusia itu ditemukan di Dusun I Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Selasa (9/9).
Selain kerangka, ada sejumlah barang-barang milik korban yang juga ditemukan di dalam pohon itu. Barang-barang itu yakni celana panjang warna hitam, baju biru bertuliskan ‘just run’, satu handphone merek Nokia dan gelang aluminium silver.
Polisi turun ke lokasi untuk menyelidiki peristiwa itu. Kemudian, tulang belulang tersebut dibawa ke RS Bhayangkara TK II Medan untuk diautopsi.
Polisi pun menyelidiki identitas kerangka itu. Pada saat yang bersamaan, ada warga sekitar yang mencurigai bahwa kerangka tersebut adalah anaknya yang hilang sekitar dua tahun sebelum penemuan kerangka. Anak warga tersebut bernama Muhammad Yudha Prawira (23).
Berangkat dari situ, polisi mengambil sampel DNA keluarga Yudha. Butuh waktu berbulan-bulan untuk memecahkan kasus tersebut.
Pasalnya, polisi harus melakukan pemeriksaan mendalam mulai dari pemeriksaan saksi, DNA dan juga autopsi. Setelah melewati proses panjang, teka-teki identitas kerangka itu pun terungkap. Pihak kepolisian memastikan bahwa kerangka itu adalah Yudha Prawira.
Hasil tes Deoxyribonucleic Acid atau DNA kerangka tersebut memiliki kecocokan dengan ayah kandung dari Muhammad Yudha, Amrita Hamid.
“Menyatakan identitasnya saja, iya Yudha Prawira. Dia tes DNA 99,9 biologisnya identik dengan bapaknya,” kata Kasi Humas Polres Sergai Iptu LB Manullang, Rabu (19/11).
