Tiga gadis remaja yang sudah putus sekolah menjadi korban eksploitasi dengan dijual ke pria hidung belang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Dalam kasus ini, petugas kepolisian menangkap dua pelaku.
Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan kedua pelaku adalah TS (44) dan LL (44). Sementara tiga korban adalah SAR (19), CN (15) dan MS (14).
“Korban bersama dengan dua temannya, CN dan MS menjadi korban dugaan tindak pidana eksploitasi secara ekonomi dan atau seksual terhadap anak atau Tindak Pidana Perdagangan Orang. Akibat kejadian tersebut, korban membuat laporan pengaduan ke SPKT Polda Sumut,” kata Siti, Jumat (20/6/2025).
Siti mengatakan kejadian itu berawal saat ketiga korban mencari kos-kosan hingga ke rumah wanita berinisial LL di Desa Pulo Gambar, Serdang Bedagai, pada Minggu (25/5). LL pun menawarkan para korban untuk mengekos di rumah yang ditempatinya dengan biaya Rp 350 ribu per bulan. Ketiganya pun menyetujui harga itu dan tinggal selama tiga hari di rumah tersebut.
“Selama tinggal di rumah tersebut, korban perlu kerjaan, sehingga korban SAR menanyakan pekerjaan kepada LL. Di situ LL menawarkan korban untuk bekerja di salah satu kafe yang berada di Kabanjahe,” jelasnya.
Lalu, pada Rabu (28/5) sekira pukul 19.00 WIB, para korban diajak LL pergi ke lapangan bola Kompleks Perumahan Galinda Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Mereka pergi ke wilayah itu dengan berbonceng tiga menggunakan sepeda motor SAR.
Pada saat yang bersamaan LL dan seseorang lainnya berinisial SM juga ikut dengan menaiki sepeda motor. Setibanya di lapangan bola itu, mereka menunggu pelaku TS dengan dalih untuk diberi pekerjaan.
Tak lama, pelaku TS datang mengendarai mobil dan mengajak para korban naik ke mobil itu. Setelah naik mobil, korban sempat diajak makan ke salah satu warung, sementara LL menyusul dengan mengendarai sepeda motor.
Usai makan, LL memberikan uang ke TS sebesar Rp 600 ribu di hadapan para korban. Saat itu, pelaku LL menyuruh TS untuk membelikan pakaian kepada para korban.
“Kemudian para korban pun diajak belanja oleh TS di toko baju serba Rp 35 ribu di sekitar Galinda. Di situpun LL ikut ke toko tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Di toko tersebut, korban bertiga dibelikan baju lengkap dengan celana dan pakaian dalam korban sebanyak tiga pasang oleh TS dan LL,” ujarnya.
Lalu, LL meminta korban untuk ikut dengan TS selama lima hari. Saat itu, LL berjanji akan menjemput ketiganya jika tidak betah bersama TS
Para korban pun tidak bisa menolaknya, sehingga sekira pukul 22.00 WIB ketiga korban dibawa TS bersama salah seorang temannya laki-laki menuju Kabanjahe dengan menaiki mobil.
Di tengah perjalanan, korban sempat bertanya ke pelaku TS soal kerjaan yang dijanjikan ke mereka. Saat itu, TS mengaku bahwa para korban akan bekerja melayani tamu.
Kemudian sekira pukul 03.00 WIB, ketiga korban pun sampai di MK Kusuk Lulur Jalan Jamin Ginting Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe. Lalu, ketiga korban ditempatkan di kamar-kamar yang berada di MK Kusuk Lulur itu.
“Setelah ditempatkan di kos-kosan tersebut, para korban diberikan waktu istirahat selama satu jam dan tepatnya pada pukul 04.00 WIB, korban dibanguni oleh pekerja di tempat tersebut,” jelasnya.
Setelah itu, ketiga korban diajak keluar kos dan disuruh melayani pria yang telah duduk di sofa. Pada saat itu laki-laki tersebut memilih korban CN untuk melayaninya.
Korban CN sempat menolak, tetapi korban tidak berdaya untuk melakukan perlawanan. Pada saat kejadian itu, korban juga diajak berhubungan badan oleh pria hidung belang itu.
Setelah berhubungan badan, korban diberikan uang Rp 200 ribu sebagai imbalan. Tak lama, istri pelaku TS dengan sebutan ‘mami’ meminta uang sebesar Rp 50 ribu sebagai uang kamar.
Siti menyebut ketiga korban hampir lima hari dipaksa melayani laki-laki hidung belang di tempat itu. Selama 5 hari itu, LL tidak pernah menghubungi para korban.
Lalu, pada 2 Juni sekira pukul 08.00 WIB, SAR dan CN berupaya kabur dari pintu belakang tempat itu, sedangkan MS saat itu masih tidur. Namun, aksi keduanya sempat dipergoki oleh penjaga tempat tersebut, sehingga para korban berdalih ingin membeli makan.
“Korban berdalih mau membeli makanan. Setelah itu, korban pergi dan naik angkot ke arah Medan,” ujarnya.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Setibanya di rumah masing-masing, para korban menceritakan peristiwa itu kepada keluarganya hingga akhirnya membuat laporan ke Polda Sumut. Petugas kepolisian pun menyelidiki peristiwa itu dan menangkap 2 pelaku.