3 Waktu Dilarang Tidur dalam Islam, Salah Satunya Setelah Ashar

Posted on

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mengistirahatkan tubuh setelah seharian beraktivitas. Islam pun menganjurkan umatnya untuk memberikan hak istirahat yang cukup bagi tubuh, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 23. Namun, meski dianjurkan, terdapat waktu-waktu tertentu yang sebaiknya dihindari untuk tidur karena dianggap makruh dan dapat mendatangkan dampak negatif.

Salah satu yang paling sering diperbincangkan adalah hukum tidur setelah shalat Ashar atau di sore hari. Lantas, kapan saja waktu yang tidak dianjurkan untuk tidur? Berikut penjelasannya.

Melansir laman NU Online, tidur setelah masuk waktu Ashar hingga menjelang Magrib dihukumi makruh. Beberapa ulama salaf bahkan memperingatkan dampak buruk dari kebiasaan ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami disebutkan:

مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

Artinya: “Barang siapa tidur setelah waktu ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri.”

Meskipun para ulama mengategorikan hadits ini sebagai dhaif (lemah), namun hadits ini masih dianggap relevan dalam konteks

fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan) untuk lebih berhati-hati. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menyebutkan bahwa tidur sore dianggap kurang baik karena dapat menimbulkan berbagai penyakit serta berdampak negatif seperti rasa malas. Imam Ahmad pun tidak menyukai tidur setelah Ashar karena khawatir bisa merusak akal.

Waktu kedua yang tidak dianjurkan untuk tidur adalah setelah shalat Subuh hingga matahari terbit. Tidur di waktu ini diyakini dapat menghalangi datangnya berkah rezeki dan umur. Sebab, waktu pagi setelah Subuh merupakan saat diturunkannya keberkahan bagi umat.

Abdullah bin Abbas pernah menegur putranya yang masih tidur di pagi hari dengan berkata, “Bangunlah! Apakah kamu tidur saat banyak rezeki sedang dibagikan?”

Tidur sebelum melaksanakan shalat Isya juga dihukumi makruh. Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Imam Bukhari yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW tidak menyukai tidur sebelum Isya dan berbincang-bincang setelahnya.

Alasan utamanya adalah kekhawatiran bahwa tidur yang terlalu lelap dapat menyebabkan seseorang melewatkan waktu shalat Isya atau meninggalkan shalat Isya berjamaah.

Sebagai gantinya, Islam menganjurkan beberapa waktu tidur yang ideal untuk menjaga kesehatan fisik dan spiritual.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk tidur setelah melaksanakan shalat Isya dan tidak begadang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Menjadikan malam sebagai waktu istirahat dan siang untuk beraktivitas adalah pola yang ideal sesuai Al-Qur’an Surat An-Naba’ ayat 10-11.

Tidur sebentar di siang hari (qailulah) merupakan sunnah yang dianjurkan. Menurut Imam al-Ghazali, qailulah berfungsi sebagai persiapan agar seseorang lebih kuat dan segar untuk beribadah di malam hari (qiyamul lail).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada tiga waktu yang sebaiknya dihindari untuk tidur, yaitu setelah Subuh, setelah Ashar, dan sebelum Isya. Sementara itu, tidur qailulah di siang hari dan istirahat di malam hari adalah waktu yang dianjurkan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Waktu Tidur yang Tak Dianjurkan dalam Islam

1. Tidur Setelah Shalat Ashar

2. Tidur Setelah Shalat Subuh

3. Tidur Sebelum Shalat Isya

Waktu Tidur yang Dianjurkan

1. Tidur di Awal Waktu Malam

2. Tidur Siang (Qailulah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *