Salah satu amalan yang sering dilakukan umat Islam adalah ziarah kubur. Adapun amalan itu dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia.
Sebelum melakukan ziarah kubur, penting mengetahui hal-hal yang tidak diperbolehkan saat ziarah kubur.
Dilansir infoHikmah, salah satu dalil yang menjadi dasar diperbolehkannya ziarah kubur terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Buraidah, Rasulullah SAW bersabda,
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيارَةِ الْقُبُوْرِ أَلَا فَزُوْرُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكَّرُكُمُ الْآخِرَةَ وَلْتَزِدُكُمْ زِيَارَتُهَا خَيْرًا فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُورَ فَلْيَزُرْ وَلَا تَقُولُوا هُجْرًا
Artinya: “Sesungguhnya aku dulu telah melarang kalian berziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahlah karena akan bisa mengingatkan kepada akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian dengan menziarahinya. Barang siapa yang ingin berziarah maka lakukanlah dan jangan kalian mengatakan ‘hujran’ (ucapan-ucapan batil).” (HR Muslim)
Dilansir infoHikmah dari buku A-Z Ziarah Kubur dalam Islam karya Firman Arifandi, secara etimologi kata ziarah berasal dari bahasa arab yaitu “zaara-yazuuru-ziyarotan“, yang artinya berkehendak mendatangi atau berkunjung ke suatu tempat. Sehingga ziarah kubur diartikan mengunjungi kuburan dari saudara, teman, atau kerabat.
Dalam buku Mari Ziarah Kubur karya Abdurrahman Misno BP, ziarah kubur diartikan sebagai sebuah tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu kala, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia.
Merujuk pada sumber yang sama, setidaknya ada tiga hal yang menjadi tujuan dari ziarah kubur, yaitu:
1. Mengingat Kematian
terkadang, ketika berjalan melewati di depan pemakaman, kita bisa langsung tersadar bahwa hidup di dunia ini tak selamanya. Kematian bisa datang kapan pun tanpa bisa diprediksi.
Dengan berziarah kubur, umat Islam diingatkan lagi untuk terus introspeksi diri dan memperbanyak amal kebaikan, supaya waktu yang kita punya tidak terbuang sia-sia.
2. Termotivasi untuk Memperbanyak Amal Baik
Ziarah kubur juga bisa jadi pengingat untuk memperbanyak amal saleh. Rasulullah SAW mengajarkan banyak amalan sunnah, salah satunya adalah ziarah kubur.
Amalan ini sederhana tapi bermakna, karena bisa mendatangkan keberkahan, baik bagi yang berziarah maupun bagi yang diziarahi.
Namun, agar ziarah kubur tidak menyimpang dari ajaran Islam, penting bagi umat Islam untuk mengetahui adab dan hal-hal yang tidak diperbolehkan saat melaksanakannya.
3. Mendoakan Kebaikan untuk Orang yang Telah Tiada
Dalam hadits riwayat Aisyah RA, ia berkata, “Bagaimana yang harus aku ucapkan wahai Rasulullah, yaitu dalam ziarah kubur?”
Beliau menjawab, “Ucapkanlah, salam sejahtera pada penduduk makam ini dari kaum beriman dan muslimin. Semoga Allah mengasihi orang-orang yang terdahulu dari kalian dan kami serta orang-orang yang terkemudian. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul bersama kalian.” (HR Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW membolehkan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dengan doa-doa yang baik. Beliau sendiri pernah mengajarkan doa ziarah kubur kepada Aisyah RA.
Merangkum dari buku Masa-il Diniyyah karya Kholil Abou Fateh dan buku Tradisi Amaliyah Warga NU: Tahlilan, Hadiyuan, Dzikir, Yasinan, Ziarah Kubur karya Sutejo Ibnu Pakar, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat ziarah kubur, antara lain:
Artinya: “Janganlah kalian mencela orang yang telah wafat. Sesungguhnya mereka telah mendapatkan ganjaran atas apa yang telah mereka perbuat.”
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.
Artinya : “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)
Artikel ini telah tayang di infoHikmah, baca selengkapnya
Tujuan Ziarah Kubur bagi Umat Islam
4 Hal yang Tidak Diperbolehkan Saat Ziarah Kubur
Doa Ziarah Kubur
Merangkum dari buku Masa-il Diniyyah karya Kholil Abou Fateh dan buku Tradisi Amaliyah Warga NU: Tahlilan, Hadiyuan, Dzikir, Yasinan, Ziarah Kubur karya Sutejo Ibnu Pakar, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat ziarah kubur, antara lain:
Artinya: “Janganlah kalian mencela orang yang telah wafat. Sesungguhnya mereka telah mendapatkan ganjaran atas apa yang telah mereka perbuat.”
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.
Artinya : “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)
Artikel ini telah tayang di infoHikmah, baca selengkapnya







