Kanker termasuk salah satu penyakit mematikan yang kerap tak menunjukkan tanda-tanda pada tahap awal. Banyak penderita baru mengetahui dirinya mengidap kanker ketika sudah masuk stadium lanjut, sehingga penanganannya menjadi lebih kompleks.
Karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting, bahkan jika seseorang tidak merasakan gejala yang khas. Dokter dari National Health Service (NHS) Inggris, Dr. Ranj, menyampaikan bahwa ada sejumlah gejala umum yang sering kali dianggap remeh, padahal bisa menjadi sinyal awal dari kanker.
“Jadi kita berbicara tentang menjadi lebih sadar akan tanda dan gejala. Jika ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, yang membuat Anda khawatir, bicara dengan seseorang profesional,” kata Ranj dikutip infoHealth dari Mirror, Minggu (13/4/2025).
Salah satu tanda umum kanker adalah turunnya berat badan secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Dr. Ranj menjelaskan, sel kanker yang tumbuh dan berkembang cepat memerlukan energi besar, sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori dari biasanya. Ini yang menyebabkan berat badan turun meski tanpa diet.
Sering berkeringat di malam hari juga bisa menjadi salah satu indikasi adanya kanker. Kanker seperti limfoma dapat menyebabkan tubuh melepaskan sitokin, yakni protein yang bisa menimbulkan peradangan dan mengacaukan pengaturan suhu tubuh. Akibatnya, penderita jadi sering berkeringat saat tidur malam.
Jika ada benjolan yang muncul tanpa sebab yang jelas, hal itu bisa menjadi tanda pertumbuhan sel yang tidak normal. Saat sel-sel tubuh membelah secara tak terkendali, mereka bisa membentuk massa di suatu bagian tubuh. Massa ini dapat berupa tumor yang bersifat jinak atau bahkan ganas.
Batuk berkepanjangan juga patut diwaspadai, terutama sebagai tanda kanker paru-paru. Pertumbuhan sel kanker di paru bisa menyebabkan iritasi atau penyumbatan, sehingga tubuh merespons dengan batuk terus-menerus untuk mengatasi gangguan tersebut.
Perubahan dalam pola buang air besar bisa menandakan adanya masalah serius, termasuk kanker kolorektal. Tumor yang tumbuh di usus besar atau rektum dapat menimbulkan penyumbatan atau iritasi, yang berdampak pada bentuk tinja, munculnya sembelit atau diare, bahkan darah pada tinja.
Dr. Ranj mengingatkan bahwa pemeriksaan langsung oleh dokter sangat penting untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut benar berkaitan dengan kanker atau tidak.