5 Tanda Keberkahan Rezeki dalam Islam baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Rezeki adalah ketetapan dari Allah yang telah ditentukan bahkan sejak manusia berada dalam kandungan selama empat bulan. Setiap manusia dijamin memiliki rezeki, namun kualitas rezeki-baik atau buruk-bergantung pada cara memperolehnya. Bila diperoleh melalui jalan yang tidak benar, maka rezeki itu menjadi tidak baik.

Dilansir infoHikmah dari buku Qur’an Hadist karya Muhaemin, dijelaskan bahwa kata “rezeki” berasal dari bahasa Arab razago, yarzuqu, rizqan, yang berarti bagian, nasib, atau kekayaan. Rezeki mencakup segala sesuatu yang bisa dimiliki dan dirasakan, misalnya makanan yang dikonsumsi atau pakaian yang dikenakan hingga usang.

Dalam buku Menjemput Rezeki dengan Berkah karya Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), disebutkan bahwa semua makhluk sudah ditetapkan memiliki rezekinya masing-masing. Sebagai contoh, pohon yang tidak bisa bergerak diberi makanan lewat akarnya. Begitu pula bayi singa yang belum bisa berburu disusui oleh induknya, dan ketika dewasa, rezekinya berubah sesuai kemampuannya berburu. Semakin kuat usaha, semakin tinggi pula tingkat rezekinya.

Allah SWT berfirman dalam QS Hud: 6:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Islam menekankan pentingnya mencari rezeki dengan cara yang halal, karena rezeki yang halal membawa keberkahan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Hal ini juga menjaga akhlak dan integritas seseorang.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah: 172:

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَتِ مَا رَزَقْنَكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (۱۷۲)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS al-Baqarah: 172).

Rezeki adalah bagian dari takdir yang bisa diraih dengan usaha dan kerja keras. Namun jika cara memperolehnya menyimpang dari syariat, maka nilainya menjadi tidak halal. Dalam QS An-Najm: 39-41, Allah menegaskan bahwa setiap manusia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia usahakan:

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ

Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”

Rezeki yang berkah tak harus berlimpah, tapi mencukupi kebutuhan dan bermanfaat. Sebaliknya, harta melimpah yang tidak berkah kerap digunakan untuk hal sia-sia dan tak membawa ketenangan. Jika mengalami hal demikian, sebaiknya segera introspeksi dan memperbanyak amalan seperti sholat Dhuha.

Harta yang berkah membawa manfaat bagi sekitar, seperti digunakan untuk bersedekah atau membantu sesama. Semakin banyak rezeki yang diterima, semakin besar pula peluang menebar kebaikan. Dalam QS Al-Lail: 17-21, Allah menyebut orang bertakwa sebagai mereka yang menggunakan hartanya untuk membersihkan diri dari sifat kikir.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al Lail ayat 17-21,

وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ ١٧ الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ ١٨ وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ ١٩ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضٰى ࣖ ٢١

Artinya: “Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak). Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Sungguh, kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya).” (QS Al Lail: 17-21)

Rezeki yang berkah membuat seseorang merasa cukup dan tidak serakah. Meskipun hartanya terus bertambah, ia tetap hidup sederhana dan tidak rakus terhadap dunia.

Harta yang baik adalah harta yang membuat pemiliknya merasa puas dan tidak selalu ingin lebih. Rasa cukup ini membawa ketenangan dalam hidup dan menjauhkan seseorang dari sikap berlebihan dalam mengejar urusan duniawi.

Tanda lain dari rezeki yang berkah adalah ia tidak cepat habis, apalagi jika rutin digunakan untuk sedekah, karena sedekah dapat menjadi pelindung dari musibah. Orang yang diberi rezeki berkah juga senantiasa mengingat bahwa semua datang dari Allah SWT dan terdorong untuk semakin mendekat pada-Nya.

Ini Tanda-Tanda Rezeki yang Berkah

1. Diperoleh dengan Cara yang Halal

2. Membawa Kebahagiaan Lahir dan Batin

3. Bermanfaat untuk Orang Lain

4. Menumbuhkan Rasa Cukup

5. Tidak Mudah Hilang dan Membuat Pemiliknya Selalu Ingat Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *