6 Perubahan Signifikan yang Terjadi Saat Berhenti Mengonsumsi Gula

Posted on

Mengurangi konsumsi gula memberikan dampak positif yang besar bagi kesehatan. Contohnya, hal ini bisa membantu menjaga berat badan tetap ideal, menurunkan risiko berbagai penyakit, serta menjaga kesehatan gigi. Sekilas, tampaknya mudah dilakukan-cukup dengan menghindari makanan dan minuman yang manis. Namun kenyataannya, jauh lebih kompleks dari itu.

Gula sering kali tersembunyi dalam makanan yang tidak kita duga, seperti saus sambal atau salad dressing. Tak jarang kita mengonsumsi gula berlebih tanpa sadar, karena banyak produk mencantumkan gula dengan nama yang asing di label kemasan.

“Orang-orang memiliki ketergantungan yang nyata – kecanduan yang nyata terhadap gula,” kata Brooke Alpert, seorang ahli diet dan salah satu penulis buku “The Sugar Detox: Lose the Sugar, Lose the Weight – Look and Feel Great, dikutip infoHealth dari Mirror.

Oleh karena itu, dibutuhkan tekad yang kuat dan kedisiplinan tinggi untuk memutus ketergantungan terhadap gula. Bagi sebagian orang, ini bukan hanya tentang mengubah pola makan, tapi juga tantangan secara emosional dan mental.

“Semakin banyak gula yang Anda konsumsi, semakin tubuh Anda menginginkannya. Memutus siklus ini membutuhkan kemauan dan disiplin.” tambahnya.

Namun jika kita berhenti mengonsumsi gula selama sebulan penuh, tubuh akan mengalami sejumlah perubahan signifikan, baik secara fisik maupun mental. Brooke Alpert menjelaskan apa saja yang biasanya terjadi selama 30 hari proses detoks gula ini.

Di awal proses, tubuh biasanya akan merasa tidak nyaman sebelum membaik. Terutama di minggu pertama, karena tubuh terbiasa menggunakan gula sebagai sumber energi cepat. Saat asupan gula dihentikan, gejala seperti sakit kepala, rasa lelah, suasana hati yang berubah-ubah, dan sulit berkonsentrasi bisa muncul.

“Tergantung pada seberapa intens kecanduan Anda, Anda dapat mengalami gejala putus zat, seperti kebingungan, mudah marah, dan kelelahan,” kata Brooke Alpert.

Begitu gejala awal mereda, tubuh mulai beradaptasi dan kadar energi menjadi lebih seimbang. Tanpa lonjakan gula yang naik turun, kita tidak lagi merasa mengantuk atau lesu di sore hari. Tubuh akan mengatur energinya secara alami dan terasa lebih bertenaga.

Gula yang berlebihan tak hanya memengaruhi organ dalam, tapi juga berdampak pada kulit. Kadar gula tinggi bisa memicu peradangan, memperparah jerawat, dan mempercepat penuaan dengan merusak kolagen. Ketika gula dikurangi, meski bisa muncul jerawat sementara, kulit akan tampak lebih cerah, warna merata, dan noda hitam memudar.

Mengurangi gula berarti memangkas kalori kosong dan menurunkan lonjakan insulin, yang membantu proses penurunan berat badan. Gula berkontribusi besar terhadap penumpukan lemak, terutama di sekitar organ dalam (lemak visceral). Saat gula dieliminasi, keinginan untuk ngemil dan makan berlebih pun berkurang.

“Kami memiliki lebih dari 80 penguji dari seluruh negeri, dan mereka kehilangan berat badan antara 5 hingga 20 pon selama 31 hari, tergantung pada berat badan atau kecanduan gula mereka,” kata Brooke.

“Banyak juga yang menyadari bahwa sebagian besar berat badan mereka hilang dari bagian tengah tubuh. Ikat pinggang menjadi lebih longgar!”

Setelah berhenti dari makanan manis, selera akan mulai berubah. Di minggu ketiga atau keempat, rasa manis alami dalam buah atau sayuran akan terasa lebih kuat. Makanan manis buatan bahkan bisa terasa terlalu manis.

“Pada hari keempat, apel terasa seperti permen,” kata Brooke Alpert.

“Bawangnya manis! Kacang almondnya manis! Begitu Anda benar-benar menghentikan konsumsi gula, selera Anda akan kembali normal, dan Anda akan mulai merasakan gula alami lagi.” jelasnya.

Terlalu banyak gula, terutama di sore hari, dapat mengganggu pola tidur karena menunda produksi hormon melatonin. Inilah alasan mengapa orang yang mengonsumsi makanan manis sebelum tidur sering terbangun di malam hari. Namun saat gula benar-benar dikeluarkan dari tubuh, tidur menjadi lebih nyenyak dan tubuh terasa lebih segar di pagi hari.

Brooke juga mengingatkan agar berhati-hati terhadap istilah lain yang digunakan untuk menyamarkan gula dalam kemasan, seperti sukrosa, fruktosa, glukosa, maltosa, dekstrosa, dan high fructose corn syrup (HFCS). Umumnya, kata yang berakhiran “-ose” menunjukkan jenis gula.

Jika Anda melihat salah satu dari istilah tersebut di label makanan, besar kemungkinan produk tersebut mengandung kadar gula yang tinggi.

1. Withdrawal Symptoms

2. Energi Menjadi Lebih Stabil

3. Kondisi Kulit Membaik

4. Berat Badan Turun

5. Indra Perasa Menjadi Lebih Sensitif

6. Kualitas Tidur Meningkat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *