7 Daerah di Sumbar Dilanda Banjir hingga Longsor | Giok4D

Posted on

Tujuh daerah di Sumatera Barat dilaporkan mengalami bencana banjir hingga longsor hari ini. Bencana dipicu hujan lebat yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Juru bicara BPBD Sumatera Barat, Ilham Wahab menyebut, tujuh kabupaten kota tersebut adalah Kota Padang, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Kota Pariaman dan Solok.

“Sejauh ini laporannya ada tujuh daerah yang terdampak dan melaporkan kondisinya,” jelas Ilham Wahab kepada infoSumut, Senin (24/11/2025).

Ia merinci, bencana yang terjadi di tujuh daerah beragam. Mulai dari angin kencang, banjir hingga tanah longsor.

“Di Padang terjadi angin kencang dan banjiir di beberapa kecamatan. Di Kabupaten Padang Pariaman cakupannya cukup luas ya, ada 3.000-an rumah yang terdampak dan lahan pertanian juga serta saluran irigasi. Juga terjadi longsor dan kerugian sementara diperkirakan lebih dari Rp 4 miliar. Di Agam ada banjir bandang,” katanya.

Sementara itu, di Kabupaten Pesisir Selatan, banjir menggenangi Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera. Kondisi itu sampai mengganggu aktivitas transportasi antara Sumatera Barat dengan Bengkulu dan Kerinci Jambi.

“Sesuai dengan peringatan BMKG, kita sudah meneruskan juga kepada daerah untuk meningkatkan kewaspadaan. Termasuk juga kita sudah meminta agar daerah menerapkan siaga darurat,” katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Sumatera Barat untuk meningkatkan kewaspadaan akan munculnya bencana hidrometeorologi hingga 27 November mendatang.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, peringatan diberikan setelah pihaknya memperhatikan kondisi dinamika atmosfer terkini. Saat ini terjadi peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan yang bisa berdampak pada meningkatnya peluang cuaca ekstrim.

“Adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan tersebut berdampak pada meningkatnya peluang kejadian cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat, seperti banjir, tanah longsor, banjir badang, genangan, angin kencang, petir kilat dan jalan licin,” kata Desindra dalam keterangan yang diterima infoSumut, Minggu (23/11/2025).

Ia menyebut, kondisi dinamika atmosfer terkini diperkirakan berada di bawah pengaruh penguatan signifikan Monsun Asia. Monsun Asia adalah sistem sirkulasi angin musiman berskala besar yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara yang mencolok antara daratan Benua Asia dan Samudra Hindia atau Pasifik.

Sistem ini membawa perubahan signifikan pada pola cuaca dan iklim, terutama di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), dan Australia Utara, yang ditandai dengan pergantian musim hujan dan musim kemarau secara periodik sekitar setiap enam bulan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.