Wudhu sebelum melaksanakan salat hukumnya wajib karena hal itu merupakan salah satu sarat sah salat. Namun sering kali kita melakukannya tanpa sadar melakukan kesalahan kecil yang bisa mempengaruhi kesempurnaan wudhu.
“Tidak diterima salat salah satu seorang dari kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Banyak orang mengira wudhu yang cepat sudah cukup, padahal ada detail penting yang kerap terlewat. Kesalahan-kesalahan ini biasanya ringan dan tidak disengaja.
Mengetahui dan memperbaiki kesalahan wudhu bisa membantu ibadah lebih sah dan menambah pahala. Dikutip infoHikmah dari buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin melalui, berikut ini tujuh kesalahan umum saat wudhu yang sering tak disadari banyak orang.
Merujuk pada karya Saiful Anwar Al Batawy yang berjudul Dasyatnya Air Wudhu, terdapat beberapa poin kesalahan umum yang sering dilakukan oleh umat Muslim saat melaksanakan wudhu.
Kesucian wudhu tidak hanya ditentukan oleh jernihnya air, tetapi juga keberkahan cara mendapatkannya. Air hasil curian masuk dalam kategori haram. Air tersebut tidak bisa digunakan untuk menyucikan diri di hadapan Allah.
Sebagaimana pesan Rasulullah SAW, Allah hanya menerima apa yang baik. Sehingga kehalalan air menjadi syarat mutlak dalam ibadah.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Baik. Dia tidak menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
Agar wudhu sah, air harus menyentuh kulit secara langsung. Pastikan tidak ada kutek, tato, atau lapisan penghalang lainnya yang menempel di anggota wudhu.
Tanpa kontak langsung antara air dan kulit, syarat sah wudhu tidak terpenuhi. Sebaiknya, bersihkan dahulu segala kotoran atau lapisan yang menghambat air sebelum Anda berwudhu.
Jangan sampai asal basah, wudhu bisa dianggap tidak sah jika ada satu saja rukun yang terlewati. Walaupun Anda menggunakan air yang melimpah, wudhu tetap tidak valid apabila urutannya berantakan.
Dampaknya, salat yang Anda kerjakan pun menjadi tidak sah di mata agama.
Berikut ini adalah rukun wudhu:
Salah satu kekeliruan yang umum ditemukan di masyarakat adalah memisahkan pengambilan air untuk berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq). Padahal, berdasarkan hadis Nabi SAW, terdapat tiga metode yang benar untuk melakukan kedua hal tersebut:
Ini adalah salah satu kesalahan paling fatal saat berwudhu. Jika ada satu saja bagian tubuh yang masuk dalam rukun wudhu namun luput dari basuhan air, maka wudhu Anda otomatis dianggap tidak sah.
Merujuk pada riwayat Bukhari dan Muslim dari Utsman bin Affan, Rasulullah SAW biasa membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Namun, praktik ini bersifat fleksibel; dalam hadits Abdullah bin Zaid disebutkan beliau pernah membasuhnya dua kali, bahkan menurut Ibnu Abbas, Rasulullah SAW juga terkadang hanya membasuh sekali untuk setiap bagian.”
Mengusap bagian kepala sebanyak tiga kali dikategorikan sebagai kesalahan dalam prosedur wudhu. Praktik yang benar menurut tuntunan Rasulullah SAW adalah melakukan satu kali usapan dari bagian depan ke belakang, yang kemudian diikuti dengan membasuh kedua telinga.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid dalam HR. Bukhari, Rasulullah SAW mempraktikkan pengusapan kepala hanya satu kali.
Sederet Kesalahan dalam Wudhu
1. Menggunakan Air yang Tidak Baik
2. Adanya Hal yang Menghalangi Air Menuju Kulit
3. Menghilangkan Salah Satu Rukun Wudhu
4. Memisahkan antara Kumur-kumur dan Menghirup Air
5. Kelalaian dalam Menyempurnakan Wudhu
6. Mencuci Anggota Wudhu Lebih dari 3 Kali
7. Mengusap Kepala Lebih dari 3 Kali
Salah satu kekeliruan yang umum ditemukan di masyarakat adalah memisahkan pengambilan air untuk berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq). Padahal, berdasarkan hadis Nabi SAW, terdapat tiga metode yang benar untuk melakukan kedua hal tersebut:
4. Memisahkan antara Kumur-kumur dan Menghirup Air
Ini adalah salah satu kesalahan paling fatal saat berwudhu. Jika ada satu saja bagian tubuh yang masuk dalam rukun wudhu namun luput dari basuhan air, maka wudhu Anda otomatis dianggap tidak sah.
Merujuk pada riwayat Bukhari dan Muslim dari Utsman bin Affan, Rasulullah SAW biasa membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Namun, praktik ini bersifat fleksibel; dalam hadits Abdullah bin Zaid disebutkan beliau pernah membasuhnya dua kali, bahkan menurut Ibnu Abbas, Rasulullah SAW juga terkadang hanya membasuh sekali untuk setiap bagian.”
Mengusap bagian kepala sebanyak tiga kali dikategorikan sebagai kesalahan dalam prosedur wudhu. Praktik yang benar menurut tuntunan Rasulullah SAW adalah melakukan satu kali usapan dari bagian depan ke belakang, yang kemudian diikuti dengan membasuh kedua telinga.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid dalam HR. Bukhari, Rasulullah SAW mempraktikkan pengusapan kepala hanya satu kali.
