Seorang warga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) Azwar (32) tewas di Kamboja usai diduga menjadi korban penipuan dengan modus akan dipekerjakan ke Malaysia. Pihak keluarga menyebut Azwar sempat diperas dan disetrum.
Paman Azwar, Rizal mengatakan Azwar berangkat dari rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya pada Maret 2025, sekitar dua pekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025. Sebelum berangkat itu, Azwar memang sempat menjual sepeda motornya ke Kota Medan dan mengatakan akan berangkat ke Malaysia.
Azwar disebut ditawari bekerja untuk menyanyi di kafe oleh salah seorang agen bernama Hasan.
“Itu orang tuanya tidak tahu jam berapa dia pergi ke Medan karena orang tuanya sepulang dari kerja, Azwar sudah tidak ada di rumah. (Ditawarin ke Malaysia) kerja menyanyi di kafe-kafe karena Azwar itu sudah sering ke Malaysia juga sebelumnya, di sini (Asahan) dia lagi sepi job,” kata Rizal, Rabu (25/6/2025).
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Dia mengaku pihak keluarga sempat lost contact dengan Azwar. Belakangan, Azwar mengabari keluarganya bahwa dirinya dibawa ke Kamboja.
Saat itu, Azwar mengaku dirinya telah ditipu. Sebab, setelah dibawa ke Malaysia, Azwar ternyata dibawa lagi ke Kamboja. Sementara agen bernama Hasan yang awalnya membawanya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kabar tersebut pun sontak membuat keluarga kaget.
“Tiba-tiba nelpon sebulan, di Kamboja sudah. Katanya ketipu, sampai Malaysia langsung dikirim ke Kamboja. Nah di-share location sama dia (Azwar), tempatnya betul itu di Kamboja,” kata Rizal.
Setelah berada di Kamboja itu, kata Rizal, Azwar merasa tertekan dan sakit-sakitan. Seminggu kemudian, Azwar kembali mengabari keluarganya dan mengatakan kondisinya sudah mulai sehat. Pada saat itu, Azwar mengaku bahwa dirinya sudah pindah ke kerjaan yang baru.
“Nah seminggu nelpon lagi, sudah sehat, sudah pindah bos, sudah dijual lagi lah dia kan gitu,” jelasnya.
Singkat cerita, pada Juni 2025, selepas Hari Raya Idul Adha, Azwar yakni kembali menghubungi keluarganya karena dimintai uang tebusan sebesar Rp 30-40 juta agar Azwar bisa pulang ke Indonesia. Pihak keluarga sempat mengatakan bahwa Azwar belum tentu dibebaskan jika keluarga mengirimkan uang tebusan itu. Namun, saat itu, Azwar yakin akan dibebaskan jika uang tebusan itu dibayar.
Pada malam harinya, Azwar sempat video call dengan adiknya dengan dibantu oleh seseorang yang disebut pihak keluarga adalah ‘kaki tangan orang Kamboja’. Rizal menyebut kaki tangan itu adalah orang Indonesia juga, tetapi orang tersebut enggan untuk menunjukkan wajahnya kepada pihak keluarga.
Belakangan, orang tersebut menurunkan jumlah uang tebusan itu menjadi Rp 15 juta. Pihak keluarga pun mengirimkan uang Rp 15 juta. Namun, setelah uang dikirim, Azwar tak lagi bisa dihubungi.
Korban Mengaku Disetrum. Baca Halaman Berikutnya…
Nahasnya, pada 13 Juni 2025, pihak keluarga mendapatkan informasi dari pihak KBRI bahwa Azwar telah meninggal dunia pada 10 Juni 2025. Saat itu, pihak keluarga diberitahu bahwa Azwar tewas karena jatuh dari lantai 3.
“Jadi, kami kirimlah Rp 15 juta, habis itu lost contact. KBRI kasih kabar ke kami pada 13 Juni, katanya Azwar meninggal pada tanggal 10 Juni jam 8 pagi, jatuh dari lantai 3. Kami juga belum tahu pasti karena masih menunggu hasil penyelidikan KBRI di Kamboja, kasusnya masih ditangani pihak kepolisian Kamboja dan kami pengin tahu benar nggak Azwar loncat dari gedung,” ujarnya.
Azwar Ngaku Disetrum
Rizal menyebut Azwar mengaku bahwa dirinya sempat disetrum. Bahkan, Azwar juga dibatasi untuk menggunakan hp.
“Hp-nya setelah di Kamboja itu pun dibatasi diawasi pakai hp. Ada kata kata itu (disetrum), terakhir kali kabarnya itu dia disetrum gitu, nggak tahan lah tertekan. Kan sudah dikasih juga uang Rp 15 juta, sudah diambil duitnya melalui rekening dia kan, tapi nggak dipulangkan tapi dia disetrum,” ujarnya.
Dia menyebut jasad keponakannya belum dipulangkan. Pihak KBRI menawarkan dua opsi kepada pihak keluarga. Pertama, jika ingin jasad Azwar dipulangkan, pihak keluarga harus membayar sebesar Rp 160 juta untuk biaya pemulangan. Namun, jika jasad Azwar dimakamkan di Kamboja, maka biayanya akan ditanggung pihak KBRI.
“Mereka (KBRI) memberi dua opsi pemulangan, kalau mau pribadi Rp 160 juta, mau dikebumikan di sana KBRI yang nanggung, jadi keluarga mohon itu dipulangkan lah, makanya menuntut supaya perusahaan scammer itu untuk biaya pemulangan Azwar ini,” ujarnya.
“Harapannya, ada sedikit perhatian dari pemda, pemprov, wagubnya juga mantan Bupati Asahan kan gitu, kan putra asahan juga ini yang meninggal,” pungkasnya.
Kepala BP3MI Sumut Harold Hamonangan Simanjuntak belum merespons konfirmasi infoSumut terkait hal itu.