Sumut Sepekan: Bayi Tewas Dibanting Ibu-2 Warga Diduga Tertembak Polisi | Info Giok4D

Posted on

Beberapa peristiwa dan kasus kriminal menghebohkan terjadi wilayah Sumatera Utara (Sumut). Misalnya, soal bayi 11 bulan yang tewas usai 10 kali dibanting ibunya dan dua warga yang diduga tertembak peluru karet polisi.

Tak hanya peristiwa itu, ada beberapa kasus lainnya yang tak kalah menarik. Berikut infoSumut rangkum penjelasannya:

Bayi perempuan berusia 11 bulan tewas dibanting ibu kandungnya, DDT (22) ke lantai rumah mereka di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Pelaku sampai 10 kali membanting korban.

“Dibanting ke lantai 10 kali, pecah kepalanya. (Pelaku) ibu kandung yang melahirkannya (korban),” kata Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel) AKBP Yasir Ahmadi saat dikonfirmasi infoSumut, Selasa (8/7/2025).

Yasir mengatakan peristiwa itu terjadi di perumahan perkebunan tempat tinggal pelaku di Desa Portibi Jae, Kecamatan Portibi, Minggu (6/7) sekira pukul 13.00 WIB. Saat itu, suami pelaku tengah berada di luar, sementara dua anak pelaku lainnya dibawa mertua pelaku ke gereja.

Lalu, korban menangis karena kelaparan. Kemudian, pelaku memberikan air kepada korban karena susu formula korban telah habis.

Bayi tersebut menangis hampir lebih dari setengah jam. Pelaku pun merasa emosi dan langsung menarik kedua kaki bayi itu dan membantingnya ke lantai.

Korban pun menangis saat dibanting ibunya itu. Setelah korban terdiam, tersangka menghentikan perbuatannya dan meletakkan anaknya di atas lantai dengan posisi telungkup.

Lalu, pelaku memanggil tetangganya untuk meminta pertolongan dan menyampaikan bahwa anaknya dalam kondisi bersimbah darah. Akibat kejadian itu, bagian kepala korban pecah.

Warga pun sempat melarikan korban yang sudah dalam kondisi kejang-kejang ke rumah sakit. Nahas, nyawa korban tidak tertolong.

Pelaku mengaku nekat membunuh anaknya karena stres sering dipukuli suaminya. Selain itu, suami pelaku sering tidak memberikan uang belanja kepada pelaku karena uangnya habis digunakan untuk bermain judi. Meski begitu, pihak kepolisian masih mendalami lebih lanjut keterangan pelaku itu.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“(Pengakuannya) suaminya gila main judi. Bolak balik pukul dia juga, ada juga bekas pukulan suaminya di kepalanya, di jidat. Jadi, dia stres menghadapi suaminya,” kata Yasir.

Seorang pria di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), WS (39) nekat menyekap dua anaknya yang masih kecil di dalam rumah mereka. Motif pelaku melakukan itu karena kesal istrinya kabur dari rumah usai diduga ketahuan selingkuh.

Kapolsek Pandan Iptu Zul Efendi mengatakan peristiwa itu terjadi di Kelurahan Hutanabolon, Kecamatan Tukka, sekira pukul 01.00 WIB, tadi. “Pelaku yang juga ayah dari kedua korban, menyekap anak perempuannya yang masih berusia 12 tahun dan adik laki-lakinya yang baru berusia 4 tahun di dalam kamar,” kata Zul, Selasa (8/7).

Zul bersama sejumlah personel lainnya langsung menuju lokasi usai menerima informasi kejadian itu. Petugas bersama warga pun mencoba membujuk pelaku untuk melepaskan kedua anaknya.

Setelah dilakukan upaya negosiasi, pelaku pun membebaskan salah seorang anaknya. Sementara satu korban lagi tetap berada di dalam kamar sambil pelaku terus memegang parang.

Warga dan petugas lalu berinisiatif untuk mengajak pelaku masuk ke dalam mobil untuk membicarakan masalah pelakui. Saat di dalam mobil tersebut, salah seorang warga merebut parang dari tangan pelaku.

Pada saat yang bersamaan warga dan petugas kepolisian bisa mengamankan pelaku dan memboyongnya ke Polres Tapteng.

Kasubsi PID Sie Humas Polres Tapteng Ipda Dariaman Saragih mengatakan pelaku melakukan penyekapan itu usai mengetahui istrinya selingkuh. Antara pelaku dan istrinya pun sempat terlibat cekcok.

Namun, setelah cekcok itu, istri pelaku kabur dari rumah. Merasa kesal, pelaku pun menyekap kedua anaknya dengan maksud agar istrinya pulang.

“Karena lari, kesal, anaknya disekap, biar istrinya datang. Masih dalam penyelidikan,” pungkasnya.

Pasangan suami istri (pasutri) berinisial TH (38) dan PP (32) kepergok polisi saat hendak mengantarkan sabu-sabu ke rumah kosong di Kota Binjai. Usai kepergok, pelaku sempat melepaskan tembakan ke petugas kepolisian.

“Setelah dilakukan interogasi, TH dan PP mengakui sebagai pasangan suami istri yang domisili di Kota Medan,” kata Kasi Humas Polres Binjai AKP Junaidi, Kamis (10/7).

Junaidi mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai Barat, Sabtu (5/7). Awalnya, petugas kepolisian menerima informasi soal akan adanya transaksi jual beli sabu.

Petugas pun membuntuti kedua pelaku. Selang beberapa waktu, kedua pelaku terlihat berhenti di salah satu rumah kosong sambil membawa plastik.

Saat dilakukan penangkapan, pelaku TH menembak ke arah petugas kepolisian. Beruntung tembakan itu tidak sampai mengenai petugas kepolisian.

“Laki-laki tersebut berupaya melawan dengan cara menembakkan senjata yang dimilikinya ke arah petugas. Namun, tidak tepat sasaran, sehingga langsung dilakukan penangkapan terhadap TH dan PP,” ujarnya.

Selain menangkap pelaku, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti, yakni 1 kg sabu-sabu dan senjata api rakitan yang digunakan pelaku.

Tiga pemuda membegal dan menikam seorang wanita yang bekerja sebagai cleaning service (CS) Serly (44) di Kota Medan. Para pelaku merampas motor korban dan menjualnya untuk membeli narkoba.

Kanit Reskrim Polsek Medan Area Iptu Dian Simangunsong mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Sempurna Ujung, Kecamatan Medan Denai, Jumat (4/7) sekira pukul 05.50 WIB. Saat kejadian, korban hendak pergi bekerja.

“Korban berangkat dari rumahnya di wilayah Kecamatan Medan Amplas menuju tempat kerjanya di salah satu perusahaan swasta di Jalan Listrik Medan sebagai cleaning service,” kata Dian, Kamis (10/7).

Lalu, saat melintas di Jalan Sempurna Ujung, ketiga pelaku datang dengan berboncengan memepet korban dari belakang dan mengadangnya. Kemudian para pelaku dengan teganya menikam korban menggunakan pisau dan obeng.

Setelah korban terkapar, para pelaku membawa kabur motor korban. Pihak kepolisian pun menyelidiki peristiwa itu dan menangkap tiga pelaku pada Rabu (9/7). Ketiga pelaku, yakni Maulana Putra Siregar (21), M Farhan Saleh Pulungan (22) dan RA (18).

Para pelaku menjual motor korban kepada pria berinisial A sebesar Rp 4,5 juta. Setiap pelaku mendapatkan jatah Rp 1,3 juta dan sisanya digunakan untuk membeli narkoba.

Seorang pria bernama Dedi Tarigan tewas usai diduga melompat dari atas fly over Jamin Ginting. Setelah kejadian, petugas menemukan istri Dedi, Sanika Ginting telah meninggal dunia dengan luka tusuk, di rumahnya.

Adik ipar Dedi inisial S mengatakan awalnya dirinya diberitahu karyawan Dedi bahwa Dedi melompat dari atas fly over. Dedi diketahui membuka usaha pegadaian yang tak jauh dari fly over itu.

Usai menerima informasi itu, S pun datang ke rumah korban di Jalan Jaya Tani, Kecamatan Medan Johor untuk memberitahu istri Dedi soal kejadian itu.

“Mau ngasih tahu kian kalau abang itu kecelakaan. (Dapat info) dari anggotanya di toko, punya toko di Padang Bulan,” kata S, Jumat (11/7).

Namun, setibanya di rumah tersebut, S malah menemukan Sanika dalam keadaan meninggal dunia. Selain itu, ditemukan luka tusuk di tubuh korban.

“Iya (datang ke rumah dan menemukan meninggal dunia), ada luka tusuk,” jelasnya.

Kapolsek Deli Tua Kompol Panggil Sarianto Simbolon mengatakan usai melompat itu, Dedi belum meninggal dunia. Alhasil, korban sempat dilarikan ke RS Bina Kasih. Namun, nahas nyawanya tidak tertolong.

“Tadi sudah (meninggal), di Bina Kasih tadi. Awalnya kan mencari lokasi RS terdekat, waktu di TKP belum (meninggal),” jelasnya.

Mantan Kapolsek Medan Labuhan itu menyebut belum bisa memastikan apakah Dedi bunuh diri usai membunuh istrinya. Panggil menyebut pihaknya masih mendalaminya.

Dua warga diduga tertembak senjata polisi saat tengah membubarkan tawuran di Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.

Video peristiwa itu sempat beredar di media sosial. Dalam video itu, tampak ramai warga di salah satu lokasi. Lalu, terlihat bagian lengan seorang pria dalam kondisi berdarah. Kemudian, di tangannya terlihat ada dua selongsong peluru.

Plh Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Wahyudi Rahman mengatakan kejadian itu berawal pada Kamis (10/7) sekira pukul 22.21 WIB. Saat itu, personel patroli Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Medan Labuhan menerima informasi soal adanya tawuran antar pemuda Jalan Syahbudin Yatim dan Jalan Sepakat.

“Sesampainya di lokasi pukul 22.30 WIB, petugas mendapati aksi tawuran masih berlangsung dan berupaya membubarkan massa dengan bantuan Tim Macan Polres Pelabuhan Belawan,” kata Wahyudi, Jumat (11/7).

Wahyudi menyebut saat personel kepolisian tiba, para pelaku tawuran malan melempari petugas dengan batu dan petasan. Situasi di lokasi semakin memanas. Alhasil petugas di lapangan memutuskan untuk mengeluarkan tembakan untuk membubarkan para pelaku menggunakan peluru karet.

“Tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk pengendalian situasi yang sudah tidak terkendali dan membahayakan keselamatan petugas serta masyarakat,” sambung Wahyudi.

Setelah para pelaku tawuran membubarkan diri, situasi pun mulai kondusif. Selang beberapa waktu, Kepling 27 Pekan Labuhan melaporkan ada dua orang yang terkena tembakan peluru karet. Keduanya, yakni F (15) dan RS (27).

1. Bayi Tewas Dibanting Ibu 10 Kali

2. Pria Sekap 2 Anak Usai Istri Kabur

3. Pasutri diduga Bandar Narkoba Tembak Polisi

4. Pemuda Tikam CS Hendak Kerja Demi Beli Narkoba

5. Pria Tewas Lompat dari Fly Over, Istri Ditemukan dengan Luka Tusuk

6. 2 Warga Diduga Tertembak Polisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *