Peradaban manusia di masa lampau masih bisa kita telusuri dari benda maupun budaya peninggalannya. Salah satunya di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut).
Desa Dokan merupakan desa wisata yang memiliki lokasi yang cukup strategis karena dapat dilalui jika ingin ke Danau Toba. Desa Dokan juga disebut mewakili peradaban suku Karo.
“Desa ini juga satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan peradaban budaya Karo,” demikian tertulis di website Dinas Kebudayaan, Parawisata, dan Ekonomi Kreatif Sumut yang dilihat, Minggu (20/7/2025).
Suasana di Desa Dokan masih asri dan sejuk. Ladang milik warga yang mayoritas adalah petani terhampar sejauh mata memandang.
Rumah adat suku Karo, Siwaluh Jabu masih berdiri kokoh selama ratusan tahun. Pemilik rumah masih mempertahankan arsitektur aslinya selama ini.
Siwaluh memiliki arti delapan dan Jabu berarti keluarga. Apabila diartikan secara keseluruhan, delapan keluarga dan dihuni oleh delapan keluarga dalam satu rumah.
Keberadaan Siwaluh Jabu inilah yang membuat Desa Dokan sebagai desa kuno. Pengunjung dapat melihat peradaban masa lalu melalui rumah adat ini.
Keunikan rumah adat ini adalah tidak ada sekat atau ruangan-ruangan seperti bangunan rumah pada umumnya. Semua anggota keluarga tidur di Jabu, khusus untuk orangtua seperti ayah, ibu, diberi penyekat berupa kain panjang.
Adapun Ture, seperti teras yang dilengkapi dengan rekan atau tangga yang terbuat dari bambu. Pada zaman dulu, ture menjadi tempat bagi muda-mudi mengawali masa percintaan.
Rumah adat inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk datang ke desa ini.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Diketahui asal nama Desa Dokan berasal dari kata ‘ndoh kam’. Pada zaman dahulu penduduk Dokan yang bermarga Ginting tinggal di Desa Ajinembah.
Namunterjadi perselisihan dan khirnya, warga bermarga Ginting tersebut diusir dengan kata ‘ndoh kam, ndoh kam’ yang berarti pergi jauh. Mereka kemudian membuka perkampungan dan lama kelamaan disebut sebagai Dokan.
Warga di Desa Dokan masih ada yang memproduksi alat musik tradisional, yakni Kulcapi. Kulcapi buatan warga ini bisa jadi salah satu buah tangan jika anda datang berkunjung ke Desa Dokan.
Pembuat Kulcapi tidak memasarkannya ke toko-toko, sehingga hanya menemukannya ketika bertandang ke desa Dokan ini. Produksi Kulcapi menunjukkan upaya melestarikan alat musik tradisional.
Desa Dokan terletak pada dataran tinggi Karo sekitar 600 – 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Mata Pencaharian Masyarakat Desa Dokan pada umumnya adalah petani kopi, jeruk, dan sayur mayur lainnya.
Perkebunan yang dikelola oleh masyarakat, juga dijadikan agrowisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan, khususnya perkebunan jeruk. Dengan akses yang cukup baik, desa ini dapat ditempuh dengan menggunakan bus ukuran besar dengan jarak sekitar 23 kilometer dari Berastagi, ibukota Kabupaten Karo.