Serangan jantung kini banyak terjadi pada usia muda. Serangan jantung tak lagi hanya menyerang usia lanjut.
Adapun salah satu pemicu serangan jantung utamanya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dipicu oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Di Indonesia, sebenarnya banyak makanan favorit yang menyimpan ‘bom waktu’ bagi kesehatan jantung, terutama jika dikonsumsi berlebihan.
Dilansir infoHealth, berikut 5 makanan favorit yang bisa memicu hipertensi dan meningkatkan risiko serangan jantung di usia muda:
Mie instan adalah penyelamat di kala lapar melanda. Sayangnya, mie instan mengandung natrium (garam) yang sangat tinggi.
Kandungan natrium ini berfungsi sebagai pengawet dan perasa. Konsumsi rutin mie instan dapat meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan, terutama jika bumbu dihabiskan semua.
Sate, gulai, atau sop jeroan seperti usus, babat, dan hati sangat populer. Namun, jeroan mengandung kolesterol dan purin yang sangat tinggi.
Konsumsi berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan memicu penumpukan plak di pembuluh darah, yang menjadi penyebab utama hipertensi dan penyakit jantung.
Keripik, aneka gorengan, atau makanan ringan kemasan adalah camilan andalan banyak orang. Makanan-makanan ini tinggi akan garam dan lemak jenuh.
Konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan volume darah dan tekanan pada pembuluh darah, yang berujung pada hipertensi. Begitu juga dengan makanan yang digoreng, lemak jenuhnya dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung.
“Gorengan itu kenapa sih akhirnya jadi salah satu makanan yang dianjurkan untuk dihindari? Karena biasanya kita makan gorengan nggak mungkin cuman satu, jadi pasti lebih dari satu. Itu tuh udah jelas mudah sekali terjadi overdosis dari komponen yang ada di dalam gorengan itu,” terang spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH.
Masakan Indonesia kaya akan santan, seperti rendang, gulai, dan opor. Santan memang gurih dan lezat, tapi juga mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah bisa membentuk plak, menyumbat aliran darah, dan akhirnya memicu serangan jantung.
Teh kemasan, kopi instan, atau minuman bersoda adalah pilihan praktis untuk menghilangkan dahaga. Namun, minuman ini sarat dengan gula tambahan.
Konsumsi gula berlebihan tidak hanya berisiko menyebabkan diabetes, tapi juga bisa memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan berat badan, dan memperburuk kondisi pembuluh darah. Kondisi ini semua akan meningkatkan risiko hipertensi dan serangan jantung.
Mengingat risiko serangan jantung di usia muda semakin nyata, bijak dalam memilih makanan adalah langkah penting. Kurangi konsumsi makanan-makanan di atas, perbanyak buah dan sayur, serta imbangi dengan olahraga teratur.
Perubahan kecil dalam gaya hidup dapat membuat perbedaan besar untuk kesehatan jantung di masa depan.
Artikel ini telah tayang di infoHealth, baca selengkapnya
1. Mie Instan
2. Jeroan Sapi atau Ayam
3. Gorengan
4. Makanan Bersantan
5. Minuman Manis Kemasan
Masakan Indonesia kaya akan santan, seperti rendang, gulai, dan opor. Santan memang gurih dan lezat, tapi juga mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah bisa membentuk plak, menyumbat aliran darah, dan akhirnya memicu serangan jantung.
Teh kemasan, kopi instan, atau minuman bersoda adalah pilihan praktis untuk menghilangkan dahaga. Namun, minuman ini sarat dengan gula tambahan.
Konsumsi gula berlebihan tidak hanya berisiko menyebabkan diabetes, tapi juga bisa memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan berat badan, dan memperburuk kondisi pembuluh darah. Kondisi ini semua akan meningkatkan risiko hipertensi dan serangan jantung.
Mengingat risiko serangan jantung di usia muda semakin nyata, bijak dalam memilih makanan adalah langkah penting. Kurangi konsumsi makanan-makanan di atas, perbanyak buah dan sayur, serta imbangi dengan olahraga teratur.
Perubahan kecil dalam gaya hidup dapat membuat perbedaan besar untuk kesehatan jantung di masa depan.
Artikel ini telah tayang di infoHealth, baca selengkapnya