Patah Bacinto Itu Biaso adalah salah satu tembang klasik dari Ranah Minang yang popularitasnya seakan tak pernah pudar. Lagu ini telah menjadi bagian dari perjalanan musik Minang dan terus didengarkan hingga sekarang.
Banyak penyanyi ternama telah membawakan ulang lagu ini dengan interpretasi mereka masing-masing, mulai dari Ratu Sikumbang, Boy Sandi, hingga legenda Zalmon dan Adim MF. Versi yang dibawakan oleh Ratu Sikumbang juga berhasil menyentuh hati banyak pendengar dengan penghayatannya yang mendalam.
Lagu ini bukan sekadar alunan melodi, tetapi juga sebuah ungkapan hati yang terluka karena cinta. Berikut lirik lagunya.
Paik ampadu lah denai rasokan
Dek cinto juo manih rasonyo
Patah bacinto itu biaso
Kok indak jodoh, Tuhan kuaso, hu
Den sangko paneh lai sampai patang
Kironyo hujan nan di tangah hari
Patah bacinto itu biaso
Kok indak jodoh, Tuhan kuaso, hu
Usah dikaka si bungo lado
Jikok tasansam, padiah di mato
Patah bacinto itu biaso
Kok indak jodoh, Tuhan kuaso
Ho-oh, patah bacinto itu biaso
Kok indak jodoh, Tuhan kuaso
Luko di hati, den baok mati
Lagu ini bercerita tentang kepedihan hati seseorang saat mengenang kembali kisah cintanya yang berakhir malang. Perpisahan yang disebabkan oleh sang kekasih yang meninggalkannya telah menggoreskan luka yang teramat dalam.
Secara harfiah, frasa “Patah bacinto itu biaso” berarti “Patah cinta itu biasa”. Lewat lirik ini, sang penyanyi mencoba menguatkan diri dan menerima kenyataan bahwa putus cinta adalah hal yang wajar, karena pada akhirnya jodoh adalah kuasa Tuhan.
Namun, di balik upaya untuk tegar tersebut, ia mengakui bahwa rasa sakit yang dirasakan begitu pedih. Ada sebuah kepasrahan yang tragis, di mana ia merasa luka di hatinya akan terus dibawa hingga akhir hayat nanti. Kontradiksi antara penerimaan akal sehat dan kepedihan emosional inilah yang membuat lagu ini begitu kuat dan menyentuh.
Dengan liriknya yang sederhana namun sarat akan makna, tak heran jika lagu “Patah Bacinto Itu Biaso” terus menjadi salah satu lagu Minang yang paling dikenang dan dinyanyikan oleh berbagai generasi.
Lirik Lagu Patah Bacinto Itu Biaso – Ratu Sikumbang
Makna di Balik Lagu Patah Bacinto Itu Biaso
Lagu ini bercerita tentang kepedihan hati seseorang saat mengenang kembali kisah cintanya yang berakhir malang. Perpisahan yang disebabkan oleh sang kekasih yang meninggalkannya telah menggoreskan luka yang teramat dalam.
Secara harfiah, frasa “Patah bacinto itu biaso” berarti “Patah cinta itu biasa”. Lewat lirik ini, sang penyanyi mencoba menguatkan diri dan menerima kenyataan bahwa putus cinta adalah hal yang wajar, karena pada akhirnya jodoh adalah kuasa Tuhan.
Namun, di balik upaya untuk tegar tersebut, ia mengakui bahwa rasa sakit yang dirasakan begitu pedih. Ada sebuah kepasrahan yang tragis, di mana ia merasa luka di hatinya akan terus dibawa hingga akhir hayat nanti. Kontradiksi antara penerimaan akal sehat dan kepedihan emosional inilah yang membuat lagu ini begitu kuat dan menyentuh.
Dengan liriknya yang sederhana namun sarat akan makna, tak heran jika lagu “Patah Bacinto Itu Biaso” terus menjadi salah satu lagu Minang yang paling dikenang dan dinyanyikan oleh berbagai generasi.