Sebagian orang mungkin pernah menahan atau menunda untuk buang air kecil karena sedang bekerja, dalam perjalanan, atau karena aktivitas tertentu. Namun perlu diketahui, kebiasaan menahan buang air kecil ternyata sangat tidak baik, terutama untuk ginjal. Simak penjelasannya?
Dilansir infoHealth, spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, dr Lydia Dorothea Simatupang, SpPD, Subsp GH(K), FINASIM, menjelaskan bahwa kebiasaan menahan buang air kecil sangat tidak baik. Jika kandung kemih sudah dalam kondisi penuh dan tekanannya sudah tinggi namun urine tidak segera dikeluarkan maka akan dampaknya buruk bagi ginjal.
“Kalau klep yang atasnya lemak, dia (urine) akan naik ke ginjal lagi. Jadi ada saluran di bawah ginjal namanya ureter. Saluran itu akan bertemu di satu kandung kemih kita dan baru dikeluarkan di saluran yang namanya uretra,” jelas dr Lydia dalam temu media daring, Kamis (17/4/2025).
“Nah kalau kencingnya ditahan, kandung kemihnya kapasitasnya cuma 500 cc misalnya, sementara produksi urine akan terbentuk lagi kan dari atas akan masuk lagi, terlebih kalo dia minumnya banyak, nah itu berarti dia nggak bisa keluarin karena kapasitasnya full,” lanjutnya.
dr Lydia menjelaskan pada kondisi tersebut, urine yang terbentuk akan naik lagi ke ginjal hingga terjadi tekanan atau refluks lagi ke ginjal. Saat tekanan itu terus terjadi bisa merusak ginjal.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Tak hanya itu, urine yang tertahan di dalam kandung kemih akan lebih mudah terkontaminasi kuman. Sehingga orang yang sering menahan buang air kecil, pada kondisi ekstrem, akan lebih mudah mengalami infeksi saluran kemih.
“Pada jangka panjang kondisi itu akan merusak ginjal. Kalau pada orang normal, dia pasti akan mengeluarkan (urine),” tutur dr Lydia.
“Tidak nyaman kan menahan kandung kencing karena tekanannya begitu tinggi di dalam perut, bahkan kadang-kadang bisa mengompol,” pungkasnya.
Baca selengkapnya