Sulang-Sulang Hariapan, Adat Batak Toba Menurut Hukum Taurat Ke-5

Posted on

Tradisi Batak Toba “Sulang-sulang Hariapan” pertama kali berasal dari daerah Samosir. Acara adat itu seturut dengan salah satu Dasa Titah Kekristenan karena anak memberikan penghormatan kepada orang tua.

Selain itu, tradisi tersebut menjadi sarana saling memberkati, khususnya dari orang tua ke anak. Melalui artikel kali ini, infoSumut rangkum tentang Sulang-sulang Hariapan, adat Batak Toba menurut Hukum Taurat ke-5.

Sulang-sulang Hariapan mulai dikenal masyarakat Batak Toba sejak awal suku Batak Toba lahir sekitar 200 tahun lalu. Sulang-sulang Hariapan bermakna sangat baik sebagai bentuk penghormatan anak kepada sang orang tua.

Dengan dilaksanakannya acara adat tersebut menjadi bentuk penerapan dari Hukum Taurat ke-5 yang berbunyi “Hormatilah Ayah dan Ibumu, supaya lanjut umurmu di bumi yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.”

Acara Sulang-sulang Hariapan biasanya dilakukan oleh orang-orang kaya yang punya hidup berkecukupan dan mapan. Sebelum acara tersebut dilaksanakan, keluarga dari kedua belah pihak orang tua diundang terlebih dulu.

Sesuai kepercayaan orang Batak Toba, jika anak berbuat baik atau menghargai orang tua maka anak akan mendapatkan kelancaran rezeki dan kehidupan layak. Sulang-sulang Hariapan ada untuk menyelaraskan agama dan adat.

Proses terjadinya acara adat Sulang-sulang Hariapan wajib melalui persetujuan seluruh anak, dalam artian seiya sekata. Jika ada salah satu keturunan yang tidak setuju maka Sulang-sulang Hariapan tidak akan bisa dilaksanakan.

Setelah itu, rencana pelaksanaan Sulang-sulang Hariapan harus diberitahukan kepada raja adat atau disebut Parhata. Parhata diperlukan sebagai protokol (pembawa acara) adat dan untuk menjawab pertanyaan tamu undangan.

Sulang-sulang Hariapan pun dimulai dengan kegiatan sulang-sulang (menyuapi) orang tua oleh seluruh keluarga terdekat. Selanjutnya, dilakukan tari tor-tor sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada para tamu undangan.

Nilai-nilai Adat Sulang-sulang Hariapan
Terdapat berbagai nilai-nilai teologis yang dapat dipelajari dari melaksanakan acara adat Sulang-sulang Hariapan. Pertama, Sulang-sulang Hariapan menjadi bentuk kepatuhan terhadap Tuhan dalam perjalanan orang Batak Kristen.

Sulang-sulang Hariapan bukan sekadar wujud penghormatan kepada orang lebih tua tetapi juga tanda ketaatan pada perintah Tuhan. Kedua, tradisi Sulang-sulang Hariapan sebagai salah satu cara untuk merayakan satu sama lain.

Ketiga, Sulang-sulang Hariapan mengajarkan sikap saling tolong menolong antara semua anak cowok dan cewek. Sebab, biaya relatif melakukan tradisi tersebut tergantung jumlah anggota keluarga dekat dan tamu.

Demikian tentang Sulang-sulang Hariapan yang dilansir dari artikel Jurnal Adat dan Budaya yang berjudul “Makna Adat Sulang-Sulang Hariapan pada Masyarakat Batak Toba”. Semoga menambah pengetahuanmu, infoers!

Mengenal Arti Sulang-sulang Hariapan

Pelaksanaan Acara Sulang-sulang Hariapan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *