Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap jika saat ini dia memilih untuk irit dan hati-hati dalam berbicara mengenai hal apapun. Hal itu, kata SBY, karena pernah memimpin Indonesia.
Melansir infoNews, SBY menyampaikan hal itu saat berbicara di Panel Discussion yang diselenggarakan The Yudhoyono Institute, Minggu (13/4). SBY awalnya membahas soal gangguan karena kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kenaikan tarif pajak Indonesia senilai 32 persen.
SBY yang ingin melukis menjadi terganggu karena kabar mengenai kebijakan Trump itu. Pada saat itu lah SBY bercerita momen dia mengatakan hati-hati dalam bicara.
“Di tengah malam saya memanggil staf saya, coba saya ingin menulis sesuatu. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini, saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara,” ujar SBY dalam momen itu.
SBY menyebut, sebagai mantan Presiden RI, setiap perkataannya kepada publik harus benar. SBY menyebut hal itu merupakan etika seorang pemimpin.
“Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politik correct dan itu bagi saya etika,” tuturnya.
“Di tulislah tujuh butir bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi yang baru saja disampaikan oleh Presiden Donald Trump,” tambah SBY.
Setelah SBY menceritakan hal itu, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara terkait maksud dari pernyataan SBY. AHY mengatakan, hal seperti irit bicara itu dilakukan lantaran SBY menghormati Presiden Prabowo Subianto.
“Yang dimaksud SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik. Kenapa? Karena dia sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujar AHY usai acara Panel Discussion.
AHY menyebut, SBY memahami bagaimana rasanya mengemban tugas menjadi Presiden Indonesia. AHY bilang tugas tersebut tidak mudah, karena Indonesia memiliki luasan wilayah yang besar. Terlebih lagi adanya tantangan global yang saat ini terjadi.
“Beliau tau persis bahwa tidak mudah memimpin negeri sebesar Indonesia di tengah-tengah badai dan tantangan global yang juga menuntut kebijaksanaan, termasuk juga langkah-langkah kepemimpinan yang strategis dan juga berdampak positif langsung kepada masyarakat kita,” katanya.
AHY kemudian menyebut irit bicaranya SBY tersebut tak lain tidak ingin pendapatnya disalahartikan. Sehingga AHY bilang, selama ini SBY lebih sering memberikan masukan-masukan langsung kepada pemerintah.