Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution merespons soal semburan lumpur panas muncul di sekitar PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP) di Desa Roburan Dolok, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut. Bobby mengatakan bakal mendalami penyebab munculnya semburan lumpur panas di daerah itu.
“Kami masih lihat ya perkembangannya, apa saja penyebabnya apakah memang karena kegiatan industri di sana, kegiatan-kegiatan industri di sana, saya masih cari datanya, ngorek informasinya,” kata Bobby Nasution di Kantor Gubsu, Rabu (30/4/2025).
Bobby mengaku bakal mendiskusikan peristiwa itu dengan Bupati Madina Saipullah Nasution. Saipullah disebut masih ada materi dalam acara Kementerian Koperasi di Kantor Gubsu itu.
“Karena Pak bupati masih ada materi di dalam, nanti setelah ini akan kami diskusikan,” ucapnya.
Terkait apakah semburan lumpur panas itu bahaya atau tidak, Bobby belum dapat memberikannya informasi. Bobby juga bakal melihat apakah ada dampak kesehatan dan ekonomi terhadap masyarakat.
“Bahaya atau tidak bahaya nanti akan kita informasikan lebih lanjut, tapi sejauh ini saya belum bisa menyatakan itu bahaya atau tidak bahaya, nanti akan kita lihat dampaknya, apakah dampak kesehatan, dampak ekonomi, pasti akan kita lihat,” tutupnya.
Dalam video yang dilihat infoSumut, Jumat (25/4), terlihat kepulan asap terlihat muncul di atas lumpur panas. Semburan lumpur panas itu muncul di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.
Dijelaskan jika semburan lumpur panas itu muncul di areal perkebunan masyarakat. Akibatnya, lahan itu tidak dapat lagi dikelola oleh masyarakat.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya…
Semakin lama, areal yang muncul semburan lumpur panas semakin luas. Lokasi itu berada di dekat areal pengeboran PT SMGP.
“Lumpur panas tersebut semakin hari semakin luas sehingga mengakibatkan kebun dari masyarakat tersebut sebagian nya tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk menjadi mata pencarian. Peristiwa ini terjadi tidak jauh dari pengeboran perusahaan Geothermal atau PT SMGP,” demikian tertulis dalam unggahan itu.
PT SMGP pun menjelaskan usai melakukan pengecekan bersama Dinas Lingkungan Hidup Madina.
“PT SMGP bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal melakukan tinjauan lapangan langsung ke lokasi manifestasi yang ditampilkan dalam video tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa titik manifestasi tersebut berada di Lokasi lain di Desa Roburan Dolok dan tidak berada di area sumur Pad-E PT SMGP, jarak 1-2 kilometer (dari lokasi),” kata Corporate Communication Manager PT SMGP Agung Iswara dalam keterangannya, Sabtu (26/4).
Agung menyebutkan jika lumpur panas yang muncul itu merupakan fenomena alami yang terpantau sejak 2021. Sehingga tidak memiliki hubungan langsung dengan pengeboran yang sudah dilakukan oleh PT SMGP sejak 2017.
“Sementara manifestasi yang berada di sekitar area Pad-E merupakan fenomena alamiah yang telah terpantau sejak tahun 2021. PT SMGP menegaskan bahwa manifestasi ini tidak memiliki hubungan langsung dengan sumur-sumur pada Wellpad E. Sumur-sumur tersebut telah dibor sejak tahun 2017 dan hingga saat ini belum pernah berhasil mengalirkan uap ataupun fluida panas bumi dengan tekanan kepala sumur 0 Barg atau tidak bertekanan dan saat ini tidak ada aktivitas produksi, sehingga sumur-sumur tersebut tidak berkaitan dengan fenomena manifestasi yang dilaporkan,” sebutnya.
Lumpur panas itu disebut merupakan hal yang umum terjadi di wilayah dengan potensi panas bumi. Masyarakat disebut sudah sering melihat lumpur panas jauh sebelum adanya eksplorasi oleh PT SMGP di lokasi itu.