Wali Kota Medan Rico Waas menyebut sebanyak tujuh orang meninggal dunia dalam bencana banjir di Kota Medan. Rico menyebut korban jiwa kebanyakan merupakan lansia.
“Kalau untuk korban jiwa sampai saat ini kami data. Laporan rekan-rekan sekitar tujuh orang korban jiwa. Kebanyakan lansia,” ujar Rico Waas saat diwawancarai, Senin (1/12/2025).
Namun, Rico tidak merinci kecamatan dan kelurahan yang merupakan domisili korban jiwa tersebut. Ia mengatakan, sejak awal bencana, Pemkot Medan mencatat sekitar 85 ribu warga terdampak bencana banjir.
“Yang terdampak dari awal hingga akhir pasti ada penurunan. Tapi yang menurut catatan kami yang tertinggi ada sekitar 85 ribu masyarakat yang terdampak,” tambahnya.
Dikatakan Rico Waas, sejumlah fasilitas umum juga terdampak banjir di Kota Medan. Di antaranya puskesmas, sekolah-sekolah, hingga jalan dan jembatan.
“Fasilitas umum laporan dari rekan-rekan kecamatan pastinya banyak yang terendam. Puskesmas juga banyak yang terendam, dan juga sekolah-sekolah, dengan fasilitasnya buku, komputer, jembatan juga ada beberapa yang rusak, seperti di Kota Bangun. Lalu ada jalan rusak juga, yang tergerus jalannya. Itu satu ada di Amplas, daerah bibir sungai juga dan Kelurahan Hamdan. Itu ada yang pecah karena tergerus air,” ucapnya.
Rico mengaku, hingga saat ini, masih ada daerah di Kota Medan yang belum surut total.
“Saat ini masih ada genangan itu mungkin antara setinggi mata kaki maupun hingga betis. Tapi hanya beberapa, tidak banyak,” tutupnya.
Terkait warga yang kesulitan mendapatkan BBM hingga mengantre di SPBU, Rico menyebut hal itu karena ada keterlambatan pasokan. Ia bersama Forkopimda Kota Medan sudah mendengar keluhan masyarakat terkait BBM.
“Kami terus mengontrol dengan rekan-rekan. Baru saja tadi pagi kami masih rapat dengan Forkopimda untuk mendengar permasalahan BBM tersebut,” ujarnya.
Rico mengatakan, panjangnya antrean ini juga terkait keterlambatan distribusi disebabkan bencana banjir yang melanda Kota Medan.
“Intinya ini dikarenakan juga banyak antrean masyarakat berbondong-bondong hadir sehingga memang muncul permasalahan keterlambatan. Sehingga pasokan juga menjadi habis dan harus menunggu kembali stoknya untuk datang lagi,” ungkapnya.
Ia menyebut, berdasarkan keterangan pihak Pertamina, stok BBM masih cukup. Hanya saja terkendala di distribusi.
“Berdasarkan keterangan rekan-rekan Pertamina kondisinya masih sama bahwa stok BBM masih cukup. Hanya saja apabila habis harus isi ulang kembali,” tutupnya.
Terkait warga yang kesulitan mendapatkan BBM hingga mengantre di SPBU, Rico menyebut hal itu karena ada keterlambatan pasokan. Ia bersama Forkopimda Kota Medan sudah mendengar keluhan masyarakat terkait BBM.
“Kami terus mengontrol dengan rekan-rekan. Baru saja tadi pagi kami masih rapat dengan Forkopimda untuk mendengar permasalahan BBM tersebut,” ujarnya.
Rico mengatakan, panjangnya antrean ini juga terkait keterlambatan distribusi disebabkan bencana banjir yang melanda Kota Medan.
“Intinya ini dikarenakan juga banyak antrean masyarakat berbondong-bondong hadir sehingga memang muncul permasalahan keterlambatan. Sehingga pasokan juga menjadi habis dan harus menunggu kembali stoknya untuk datang lagi,” ungkapnya.
Ia menyebut, berdasarkan keterangan pihak Pertamina, stok BBM masih cukup. Hanya saja terkendala di distribusi.
“Berdasarkan keterangan rekan-rekan Pertamina kondisinya masih sama bahwa stok BBM masih cukup. Hanya saja apabila habis harus isi ulang kembali,” tutupnya.







