Sebuah video yang menampilkan warga mengais beras yang tercampur tanah karena bungkusnya pecah setelah didistribusikan dengan cara dijatuhkan atau di-dropping dari helikopter di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Pemkab Taput pun memperbaiki pendistribusian bantuan dengan menggunakan karung setelah peristiwa itu.
“Tetapi kita terus perbaiki, kita buat dalam karung untuk hari ini,” kata Wakil Bupati Taput Deni Parlindungan Lumbantoruan saat dihubungi, Rabu (3/12/2025).
Deni kemudian mengirimkan sebuah video yang menampilkan Bupati Taput Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat menyalurkan bantuan hari ini. Bantuan terlihat dimasukkan ke dalam karung dan diturunkan dari helikopter dari jarak dekat.
“Ini proses hari ini, 3 penerbangan berjalan baik dan lancar. Pak Bupati berhasil mendarat dan menyapa masyarakat,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Taput JTP Hutabarat pun meminta maaf soal peristiwa di video viral. Permohonan maaf itu diketahui dari sebuah video yang tersebar.
“Saya Bupati Tapanuli Utara bersama pilot, kami pertama-tama meminta maaf kepada seluruh masyarakat Tapanuli Utara secara khusus masyarakat yang ada di Desa Manalu Purba, tepatnya di Hajorang,” kata JTP Hutabarat dalam video yang dilihat, Rabu (3/12).
Peristiwa itu disebut terjadi saat JTP ingin memberikan bantuan di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan. Saat itu, mereka menyalurkan bantuan ke daerah terisolir dan direncanakan untuk mendarat di sebuah lapangan di SD tersebut.
“Akan tetapi, ada satu kejadian yaitu tepatnya di Hajorang, bahwasannya kami memberikan bantuan setelah kami keliling-keliling kami mau mendarat, saya rencana mau turun menyapa masyarakat, saya melihat ada sekolah punya lapangan sehingga kita mempunyai target untuk mendarat di sana, saya mengajak pilot untuk mendarat di sekolah, kemudian pilot mencari untuk bisa mendarat,” ujarnya.
Namun saat di ketinggian 10-15 meter dari tanah, disebut ada kabel listrik di lapangan tersebut. JTP dan rombongan kemudian tetap menjatuhkan 10 karung beras ukuran 5 kilogram dari ketinggian itu karena takut warga kecewa.
“Akan tetapi pada ketinggian kurang lebih mungkin ada 15 meter atau 10 meter itu ada kabel listrik sehingga pilot menyarankan untuk tidak mendarat dan masyarakat sudah berkumpul di bawah. Takut masyarakat kecewa, kami coba memberikan bantuan dengan menurunkan, kami menurunkan tidak lebih dari 10 karung karena kami melihat,” ucapnya.
Pihak kemudian mendengar ada warga yang bilang jika bantuan itu rusak karena dijatuhkan. Helikopter kemudian naik dan mencari landasan di sekitar lokasi.
“Kami lihat ke bawah mereka bilang sudah ada yang rusak, dan waktu itu memang kita keluarkan ada indomi, indomi langsung beserak, sehingga kami mengambil kesimpulan untuk naik kembali, kemudian kami mencari tempat landasan yang baru, nah tidak jauh dari situ, mungkin pilot melihat ada landasan ada kebun dan kami mencoba mendarat di kebun,” jelasnya.
Helikopter kemudian mendarat di ketinggian 1 meter dari tanah dan mengeluarkan sisanya bantuan yang dibawa.Setelah memberikan penjelasan itu, JTP kembali meminta maaf dan memastikan jika semua kegiatan itu ada dokumentasinya.
“Kemudian kami mendarat dengan ketinggian sekitar 1 meter dari tanah, kami mengeluarkan semua sisa bantuan yang pasti bantuan itu ada lebih kurang 400 kilogram yang kami bawa saat itu, yang kami jatuhkan dari jarak 20 meter itu mungkin tidak lebih dari 10 karung,” ungkapnya.
“Jadi sekali lagi atas nama pemerintahan, kami mohon maaf, yang pasti kami melakukan ini adalah upaya kemanusiaan,” imbuhnya.
Namun saat di ketinggian 10-15 meter dari tanah, disebut ada kabel listrik di lapangan tersebut. JTP dan rombongan kemudian tetap menjatuhkan 10 karung beras ukuran 5 kilogram dari ketinggian itu karena takut warga kecewa.
“Akan tetapi pada ketinggian kurang lebih mungkin ada 15 meter atau 10 meter itu ada kabel listrik sehingga pilot menyarankan untuk tidak mendarat dan masyarakat sudah berkumpul di bawah. Takut masyarakat kecewa, kami coba memberikan bantuan dengan menurunkan, kami menurunkan tidak lebih dari 10 karung karena kami melihat,” ucapnya.
Pihak kemudian mendengar ada warga yang bilang jika bantuan itu rusak karena dijatuhkan. Helikopter kemudian naik dan mencari landasan di sekitar lokasi.
“Kami lihat ke bawah mereka bilang sudah ada yang rusak, dan waktu itu memang kita keluarkan ada indomi, indomi langsung beserak, sehingga kami mengambil kesimpulan untuk naik kembali, kemudian kami mencari tempat landasan yang baru, nah tidak jauh dari situ, mungkin pilot melihat ada landasan ada kebun dan kami mencoba mendarat di kebun,” jelasnya.
Helikopter kemudian mendarat di ketinggian 1 meter dari tanah dan mengeluarkan sisanya bantuan yang dibawa.Setelah memberikan penjelasan itu, JTP kembali meminta maaf dan memastikan jika semua kegiatan itu ada dokumentasinya.
“Kemudian kami mendarat dengan ketinggian sekitar 1 meter dari tanah, kami mengeluarkan semua sisa bantuan yang pasti bantuan itu ada lebih kurang 400 kilogram yang kami bawa saat itu, yang kami jatuhkan dari jarak 20 meter itu mungkin tidak lebih dari 10 karung,” ungkapnya.
“Jadi sekali lagi atas nama pemerintahan, kami mohon maaf, yang pasti kami melakukan ini adalah upaya kemanusiaan,” imbuhnya.







