Lima orang relawan dari Tiongkok tiba di Aceh untuk membantu mendeteksi korban bencana banjir dan longsor yang masih tertimbun. Mereka disebut memiliki alat untuk melacak jenazah.
“Tim dari China lima orang datang untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur dan mereka ada alat untuk mengambil mayat-mayat itu,” kata Gubernur Aceh Muzakir Manaf kepada wartawan, Sabtu (6/12/2025).
Kelima orang itu sudah menjumpai Mualem di Pendopo Gubernur Aceh. Mereka tampak mengenakan seragam biru serta terdapat bendera Tiongkok di lengan kiri.
Mualem menyebutkan, kelimanya akan dikerahkan ke sejumlah daerah paling parah terdampak bencana. Wilayah itu berada di pesisir timur Aceh.
“Mayat-mayat di Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang masih dalam lumpur, jadi lumpur itu sampai sepinggang. Jadi mereka ada alat bantu kita,” jelasnya.
Mualem sebelumnya menyebutkan, sejumlah desa di Aceh hilang disapu banjir parah pekan lalu. Kampung yang hancur itu tersebar di beberapa daerah.
“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka udah banyak korban,” ujarnya.
Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu mengaku sangat sedih melihat empat daerah terparah. Bantuan dibutuhkan sembako dan air bersih dibutuhkan.
“Weuh hate (sedih sekali) dan juga dengan rasa was-was kalau kita lihat beberapa kabupaten urgent sekali, parah sekali lebih banyak korban jiwa,” jelas Mualem.
“Terutama sekali di 4 kabupaten. Itu Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara dan sebagian Bireuen, itu yang paling kita sesali lah. Tapi apa boleh buat itu bencana alam. Setiap bencana ada hikmahnya,” lanjut Ketua Umum Partai Aceh itu.







