Seorang ibu rumah tangga (IRT) inisial SW ditemukan tewas di rumahnya usai dibunuh suaminya, Asrizal alias AS di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Usai membunuh korban, pelaku ternyata sempat tidur bersama jasad korban dan merekayasa kasus itu.
Pembunuhan itu terjadi di Jalan Jawa, Kecamatan Medan Helvetia, Jumat (31/10/2025).
“Dalam hal ini, pelaku AS melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya, sehingga korban meninggal dunia di tempat,” kata Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak saat konferensi pers di lokasi kejadian, Minggu (28/12).
Calvijn mengatakan peristiwa itu bermula pada Kamis (30/12) sekira pukul 23.00 WIB. Dari CCTV di rumah tersebut, terlihat saat pelaku awalnya memijat korban.
Setelah memijat istrinya itu, muncul niat pelaku untuk menghabisi nyawa korban. Alhasil, pelaku mematikan saklar CCTV, agar aksinya tersebut tidak diketahui.
Pelaku membunuh korban dengan cara membekap wajah korban menggunakan bantal sekira pukul 03.00 WIB.
“Tersangka AS membekap muka korban menggunakan bantal ini,” jelasnya.
Calvijn menjelaskan bahwa korban merupakan istri kedua pelaku. Sebelumnya, pelaku sudah pernah menikah, tetapi istrinya pertamanya meninggal.
Di rumah tersebut, kata Calvijn, ada dua anak korban dari suami sebelumnya yang tinggal bersama dengan pelaku dan korban. Keduanya diketahui menikah pada tahun 2022. Pada saat kejadian itu, anak korban berada di dalam kamar tepat di samping kamar korban dan pelaku.
Bahkan, anak korban sempat dua kali mendengar ibunya berteriak. Namun, karena takut dengan ayah tirinya, anak tersebut tidak berani untuk membantu ibu mereka.
“Anak kandungnya pun takut sama tersangka AS karena yang kami dapat memang banyak sekali perlakuan yang tidak baik terhadap anak-anak dan keluarganya yang dilakukan oleh tersangka AS,” jelasnya.
Setelah membunuh istrinya, pelaku pun mulai menjalankan aksinya untuk merekayasa kasus tersebut. Pada saat itu, pelaku membawa jasad istrinya tidur bersama dengannya hingga keesekan harinya.
“Tersangka AS dan korban tidur bersamaan. sampai dengan keesokan harinya,” kata Calvijn.
Lalu, sekira pukul 07.00 WIB, pelaku menjemput ibu mertuanya ke pasar dan berpura-pura seolah-olah korban tidak kunjung bangun dari tidurnya. Usai mengetahui itu, ibu korban pun mendatangi rumah korban.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Saat dicek ibunya, korban ternyata sudah tidak bernyawa. Pada saat itu, pelaku berpura-pura tidak mengetahui hal apapun yang terjadi kepada istrinya.
“Pada saat kejadian, tidak ada pengakuan dari tersangka AS terkait dengan kejadian ini dan seolah-olah kaget kenapa istrinya tertidur cukup panjang,” sebut mantan Dirresnarkoba Polda Sumut itu.
Merasa curiga dengan kematian anaknya, ibu korban pun membuat laporan ke kantor polisi. Setelah menerima laporan itu, petugas kepolisian menyelidiki peristiwa tersebut dan memeriksa pelaku.
Namun, saat diperiksa, pelaku tidak mengakui perbuatannya. Bahkan, saat diamankan petugas kepolisian, pelaku juga bersikap santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Polisi kemudian menemukan bukti bekas luka cakaran di badan tersangka yang diduga belas cakaran korban saat hendak dibunuh. Saat dimintai keterangan soal bekas cakaran itu, pelaku juga tidak mengakuinya. Belakangan, setelah petugas kepolisian menemukan sejumlah bukti soal perbuatan pelaku, barulah AS mengakui telah membunuh istrinya.
“Seminggu dengan proses-proses pendalaman wawancara, investigation, interview, tersangka AS mengakui perbuatannya, walaupun sebenarnya alat bukti itu tidak dibutuhkan oleh penyidik, karena alat bukti lainnya juga sudah cukup,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, SW ditemukan tewas di dalam rumahnya. Seorang warga bernama Dana mengatakan kejadian itu berawal saat AS mendatangi mertuanya atau orang tua korban yang tengah berbelanja di Pasar Sei Sikambing. A menyampaikan bahwa korban tidak bisa dibangunkan.
Usai mendengar hal itu, orang tua korban pun menuju ke Jalan Jawa untuk mengecek hal tersebut. Setibanya di sana, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Mertuanya lagi belanja di Sei Sikambing, dijemputlah,” jelasnya, Senin (3/11).
Namun, keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian korban. Sebab, sebelum ditemukan tewas, korban dalam kondisi baik-baik saja.
Kejanggalan itu diperkuat dengan keterangan anak perempuan korban yang sempat mendengar teriakan ibunya dari dalam kamar. Namun, anak tersebut tidak berani untuk mengecek kondisi ibunya karena ketakutan.
Alhasil, pihak keluarga memutuskan membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Medan. Selain itu, pihak keluarga juga membuat laporan ke Polrestabes Medan.
Setelah membunuh istrinya, pelaku pun mulai menjalankan aksinya untuk merekayasa kasus tersebut. Pada saat itu, pelaku membawa jasad istrinya tidur bersama dengannya hingga keesekan harinya.
“Tersangka AS dan korban tidur bersamaan. sampai dengan keesokan harinya,” kata Calvijn.
Lalu, sekira pukul 07.00 WIB, pelaku menjemput ibu mertuanya ke pasar dan berpura-pura seolah-olah korban tidak kunjung bangun dari tidurnya. Usai mengetahui itu, ibu korban pun mendatangi rumah korban.
Saat dicek ibunya, korban ternyata sudah tidak bernyawa. Pada saat itu, pelaku berpura-pura tidak mengetahui hal apapun yang terjadi kepada istrinya.
“Pada saat kejadian, tidak ada pengakuan dari tersangka AS terkait dengan kejadian ini dan seolah-olah kaget kenapa istrinya tertidur cukup panjang,” sebut mantan Dirresnarkoba Polda Sumut itu.
Merasa curiga dengan kematian anaknya, ibu korban pun membuat laporan ke kantor polisi. Setelah menerima laporan itu, petugas kepolisian menyelidiki peristiwa tersebut dan memeriksa pelaku.
Namun, saat diperiksa, pelaku tidak mengakui perbuatannya. Bahkan, saat diamankan petugas kepolisian, pelaku juga bersikap santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Polisi kemudian menemukan bukti bekas luka cakaran di badan tersangka yang diduga belas cakaran korban saat hendak dibunuh. Saat dimintai keterangan soal bekas cakaran itu, pelaku juga tidak mengakuinya. Belakangan, setelah petugas kepolisian menemukan sejumlah bukti soal perbuatan pelaku, barulah AS mengakui telah membunuh istrinya.
“Seminggu dengan proses-proses pendalaman wawancara, investigation, interview, tersangka AS mengakui perbuatannya, walaupun sebenarnya alat bukti itu tidak dibutuhkan oleh penyidik, karena alat bukti lainnya juga sudah cukup,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, SW ditemukan tewas di dalam rumahnya. Seorang warga bernama Dana mengatakan kejadian itu berawal saat AS mendatangi mertuanya atau orang tua korban yang tengah berbelanja di Pasar Sei Sikambing. A menyampaikan bahwa korban tidak bisa dibangunkan.
Usai mendengar hal itu, orang tua korban pun menuju ke Jalan Jawa untuk mengecek hal tersebut. Setibanya di sana, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Mertuanya lagi belanja di Sei Sikambing, dijemputlah,” jelasnya, Senin (3/11).
Namun, keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian korban. Sebab, sebelum ditemukan tewas, korban dalam kondisi baik-baik saja.
Kejanggalan itu diperkuat dengan keterangan anak perempuan korban yang sempat mendengar teriakan ibunya dari dalam kamar. Namun, anak tersebut tidak berani untuk mengecek kondisi ibunya karena ketakutan.
Alhasil, pihak keluarga memutuskan membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Medan. Selain itu, pihak keluarga juga membuat laporan ke Polrestabes Medan.







