Pengemudi ojek online (ojol) di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), menerima paket berisi bayi laki-laki yang telah meninggal. Penemuan itu sempat membuat heboh apalagi saat diketahui bahwa bayi tersebut lahir dari hubungan sedarah atau inses NM dan R.
Kasus ini terkuak setelah mayat bayi tersebut dikirimkan oleh NM dan R ke Jalan Ampera III melalui MYA (35) driver ojek online. MYA kemudian membawa paket tersebut untuk diantarkan ke alamat yang dituju.
“Bayinya laki-laki, sudah meninggal,” ujar Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, Kamis (8/5/2025).
Berikut ini infoSumut rangkum sederet fakta bayi hasil hubungan inses tersebut. Simak sampai akhir ya!
Polisi menangkap orang tua bayi yang mengirimnya lewat aplikasi ojol. Ternyata bayi tersebut merupakan hasil hubungan sedarah atau inses.
“Sudah (ditangkap), diduga seperti itu (inses), abang adik itu, ini kami masih pendalaman dulu,” kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan Iptu Dearma Sinaga saat dikonfirmasi infoSumut, Jumat (9/5/2025).
Dearma memerinci kedua pelaku adalah NM dan R. Keduanya diamankan hari ini. Setelah diamankan, keduanya dibawa ke Polrestabes Medan.
“Sudah di Polrestabes (Medan), tadi pagi sudah diamankan dua-duanya. Pelaku diamankan di kos-kosan pada hari Jumat, 09 Mei 2025 di Jalan Selebes Kecamatan Medan Belawan,” tutur dia.
Dearma menyebut keduanya tidak tinggal bersama. Namun, R sering menemui NM dan melakukan hubungan badan.
“Nggak tinggal bareng, cuman berulang kali melakukan hubungan badan,” pungkasnya.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan mengatakan bahwa NH mengetahui dirinya hamil pada Januari 2025. Lalu, pada 3 Mei 2025, NH melahirkan bayi tersebut secara prematur di Barak Tambunan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan.
“Pengakuan NH, dia melahirkan di Barak Tambunan Sicanang Belawan dengan cara lahiran sendiri dan membersihkan sendiri,” kata Ferry, Jumat (9/5/2025).
Kemudian pada 7 Mei 2025, bayi tersebut dibawa NH bersama temannya ke RS Delima Martubung, Kecamatan Medan Labuhan. Berdasarkan keterangan dokter, kata Ferry, bayi berjenis kelamin laki-laki itu mengalami kurang gizi karena prematur.
Saat itu, dokter menyarankan agar bayi tersebut dibawa ke RS Pirngadi. “Akan tetapi ibu bayi takut dikarenakan tidak ada data-data keluarga, sehingga membawa bayi kembali ke Barak Tambunan Sicanang Belawan,” jelasnya.
Nahas, pada 7 Mei sekira pukul 23.00 WIB, bayi tersebut meninggal dunia. Setelah itu, pada 8 Mei sekira pukul 000.30 WIB, NH dan abangnya, R membawa mayat bayi itu ke salah satu hotel di daerah Brayan.
Sekira pukul 06.00 WIB, keduanya keluar dari hotel dan memesankan pengiriman lewat aplikasi ojol untuk diantar ke Jalan Ampera III, Kecamatan Medan Timur. Ferry belum memerinci motif para pelaku mengirimkan bayi tersebut.
Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan Iptu Dearma Sinaga menyebut motif para pelaku mengirimkan paket tersebut ke masjid itu dengan harapan agar bayi tersebut ditemukan marbot masjid dan dikuburkan. Kebetulan, lokasi masjid itu berdekatan dengan kuburan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Supaya kalau misalnya dititipkan di masjid, nanti pihak marbot yang mengkafani, kan dekat kuburan,” kata Dearma.
Dearma menyebut pelaku R mencari lokasi masjid itu secara acak dari google.
“Lihat dari google, masjid yang ada kuburannya,” jelasnya.