Angka Kemiskinan di Aceh Turun, Tapi Daya Beli Lemah-Banyak Usaha Tutup

Posted on

DPR Aceh mempertanyakan faktor pendorong yang menyebabkan angka kemiskinan di Aceh turun hingga 1,59 persen. Legislator heran persentase kemiskinan turun tapi daya beli masyarakat lemah.

Hal itu diungkapkan DPR Aceh dalam rapat paripurna penyampaian rekomendasi DPRA terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Aceh tahun 2024 yang berlangsung, Senin (26/5/2025). Ketua Pansus LKPj Anwar Ramli menyebutkan, persentase penduduk miskin di Aceh pada September 2024 sebesar 12,64 persen.

Pada Maret tahun yang sama, angka kemiskinan di Tanah Rencong 14,23 persen. Penduduk miskin wilayah perdesaan pasa September disebut menjadi 14,99 persen dan perkotaan sebesar 8,37 persen.

“Angka kemiskinan Aceh mengalami tren positif, namun masih tingginya ketimpangan jumlah penduduk miskin di kota dan di desa serta Aceh masih peringkat ke 10 di Indonesia dan provinsi termiskin di Sumatera,” kata Anwar dalam paripurna.

“DPR Aceh meminta penjelasan faktor pendorong atas penurunan kemiskinan sebesar 1,59 persen, sementara masyarakat tahun 2024 daya beli sangat rendah dan banyak usaha yang tutup,” lanjutnya.

Selain itu, angka pengangguran di Aceh juga disebut turun dari 6,03 persen pada 2023 menjadi 5,75 persen pada tahun 2024. Persentase itu, katanya, masih di atas rata-rata nasional yaitu 4,91 persen.

“Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, Aceh berada di peringkat kedua setelah Maluku, di Sumatera menduduki peringkat kedua tertinggi setelah Sumatera Barat,” ujar politikus Partai Aceh itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *