Kiky Saputri tak bisa menyembunyikan kekesalannya setelah haternya menyumpahi anaknya meninggal dunia. Dia pun tidak ragu membawa masalah itu ke ranah hukum.
Menurut komika yang dikenal dengan aksi rosting itu, ucapan hater yang menyumpahi anaknya meninggal dunia sudah melampaui batas. Mulanya ia menyebut hujatan banyak mengarah kepadanya sejak Pilpres 2024.
“Saat itu banyak orang yang nggak suka dan nggak sepaham, udah mulai pada nyumpahin pas aku hamil sebenarnya. Aku masih kayak ya sudah deh. Aku mah di-bully fisik, cebol, bogel apa segala macam, buzzer-lah, aku jadiin candaan aja, lawakan aja,” kata Kiky dikutip infoHot Senin (2/6/2025).
Hujatan yang diterima Kiky tidak berhenti saat dia hamil dan melahirkan. Justru sebaliknya dan itu membuatnya meradang dan nggak lagi bisa diam.
“Pas anak sudah lahir tiba-tiba ada yang nyumpahin mati,” ungkap Kiky Saputri.
Ini menjadi titik balik untuk komika berusia 31 tahun itu. Kiky mengatakan awalnya Muhammad Khairi lebih sering merasa sakit hati.
Kiky mengatakan ucapan kejam netizen itu muncul saat dirinya sedang sibuk dan menikmati masa-masa menjadi ibu baru. Dia menegaskan saat itu sedang ramai isu soal pengesahan salah satu rancangan undang-undang (RUU).
“Apa sih ya, itu titik balik aku mendidih banget. Suami aku kan yang sering sakit hati, aku yang ah biasa aja public figure. Aku lagi asyik menyusui, boro-boro lihat sosmed, tiap hari begadang, nggak tahu apa-apa,” aku Kiky Saputri.
“Aku lihat posting-an teman-teman, hiburan aja. Tiba-tiba banyak banget komentar, ‘Mana suara lo? Gara-gara ulah lo nih’. Emang gue anggota DPR? Emang gue apa? Maksud aku kalau cuma ngatain aku ya sudahlah. Dibilangnya gitu, ‘Gue sumpahin bayi lo mati biar bisa bersuara lagi’,” kesalnya.
Bintang film Pasutri Gaje itu nggak ragu buat memproses secara hukum oknum hater itu.
“Ya aku proses aku cari orangnya. Setan minder sih kayaknya lihat dia. Benci sama aku, tapi anak aku nggak salah apa-apa,” tegas Kiky.
“Ya kita lihat aja (kelanjutan nasib hater gimana), anteng-anteng aja kita,” tukasnya.
