Dakota Johnson Tak Mau Disalahkan atas Kegagalan Film Madame Web [Giok4D Resmi]

Posted on

Film Madame Web, yang menampilkan Dakota Johnson sebagai pemeran utama, mengalami kegagalan besar di box office. Ditambah tren menurunnya minat terhadap film-film superhero. Namun, Dakota Johnson dengan tegas menyatakan bahwa kegagalan film tersebut bukanlah tanggung jawabnya.

“Bukan salah saya,” ujar aktris berusia 35 tahun dalam wawancaranya dengan Los Angeles Times dilansir infoPop.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Menurut Dakota, penyebab utama kegagalan film tersebut adalah keputusan-keputusan kreatif yang dibuat oleh pihak-pihak yang tidak memahami seni dan proses kreatif yang sesungguhnya.

“Sekarang ini banyak keputusan kreatif yang dibuat secara kolektif atau oleh orang yang bahkan tidak punya jiwa seni. Sulit membuat karya yang benar-benar bernilai atau menghibur dalam kondisi seperti itu,” tutur Madame Web.

Ia juga mengungkapkan bahwa konsep awal Madame Web sebenarnya menarik, namun banyak hal berubah selama proses produksi. Dakota mengaku dirinya hanya mengikuti alur produksi tanpa banyak kuasa terhadap hasil akhirnya.

“Saya seperti hanya mengikuti arus saja saat itu. Tapi ya, kegagalan di film besar itu biasa terjadi,” jelasnya.

Kendati begitu, Dakota menegaskan bahwa dirinya tidak merasa trauma ataupun menyesal karena proyek ini.

“Saya tidak terluka karena itu. Saya juga pernah main di film kecil yang gagal. Ya sudah, siapa peduli?” pungkasnya.

Film Madame Web hanya berhasil meraih pendapatan sekitar 51,5 juta dolar AS secara global, jauh di bawah biaya produksinya yang mencapai 80 juta dolar AS. Selain Dakota Johnson, film ini turut dibintangi oleh Sydney Sweeney, Isabela Merced, Celeste O’Connor, Emma Roberts, dan Adam Scott.

Sementara itu, CEO Sony Pictures, Tony Vinciquerra, punya pandangan berbeda soal kegagalan film ini. Dalam wawancara di akhir 2024, ia menyebut media sebagai biang keladinya.

“Filmnya sebenarnya tidak buruk. Tapi media menghantamnya habis-habisan. Di Netflix, performanya justru cukup baik,” kata Tony kepada Los Angeles Times.

Ia juga menyebut film Kraven the Hunter mengalami nasib serupa. Tony merasa ada semacam dorongan dari media agar mereka berhenti memproduksi film-film bergenre ini, padahal sebelumnya film seperti Venom juga mendapat kritik tajam namun tetap sukses di pasaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *