Gelombang tsunami berpotensi terjadi di kawasan Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Aktivitas patahan atau Segmen Kajai-Talamau menjadi penyebabnya.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang Suaidi Ahadi mengatakan Segmen Kajai-Talamau terjadi apabila ada gempa berkekuatan lebih dari 6 magnitude di Kawasan Danau Maninjau. Jika hal itu terjadi maka ada potensi gelombang tsunami akibat patahan.
“Segmen Kajai-Talamau ini jika terjadi gempa bumi maksimum 6,1 magnitudo maka ada potensi tsunami Danau Maninjau meskipun tidak signifikan,” kata Suaidi dikutip infoNews dari Antara, Rabu (31/12/2025).
Suaidi menjelaskan ketika terjadi lindu akibat pergeseran patahan atau Segmen Kajai-Talamau maka bisa berimbas pada longsoran di sekitar kawah maupun danau tektonik tersebut.
“Longsoran itulah yang menyebabkan aktivitas tsunami,” ucapnya.
Dia menyebut peristiwa tsunami danau di Ranah Minang pernah terjadi pada 2007 di Danau Singkarak yang berada di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Tsunami itu dipicu oleh aktivitas patahan Sumani yang menyebabkan gempa Padang Panjang dengan magnitudo 6,1 sebanyak dua kali.
“Jadi, potensi tsunami Danau Maninjau ini memang ada terutama jika terjadi longsoran di kawah atau tebing danau,” ujarnya.
Lebih jauh, Suaidi mengatakan BMKG bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta beberapa perguruan tinggi telah melakukan kajian mengenai Segmen Kajai-Talamau dengan potensi ancaman maksimum magnitudo 6,1.
Ke depan, BMKG bersama instansi terkait segera membuat pemodelan mengenai potensi ancaman tsunami Danau Maninau yang bersinggungan langsung dengan Patahan Kajai-Talamau. Sebab, hingga kini belum ada pemodelan khusus untuk memperkirakan waktu untuk menyelamatkan diri (golden time).







