Pegadaian Wilayah I Medan memiliki target sebanyak 329.000 nasabah menjadi pengguna aplikasi Pegadaian Digital di tahun 2025 ini. Terdapat sejumlah tantangan dalam mengalihkan nasabah untuk menjadi pengguna aplikasi Pegadaian Digital.
Kepala Departemen Business Support Pegadaian Kantor Wilayah I Medan, Andya Fauzi, mengatakan mayoritas nasabah mereka adalah milenial dan Generasi X. Saat ini mereka terus menyasar Generasi Z untuk menjadi nasabah.
“Konsen kita itu penguatan layanan digital karena secara data, nasabah kita 70 persen itu di milenial dan generasi X yang sudah punya stabilitas dalam ekonomi, sudah punya aset, namun kita butuh regenerasi nasabah, ya Gen Z yang kita sasar harapannya, gitu kan,” kata Andya Fauzi, Kamis (10/7/2025).
Andya menyampaikan hal itu saat kegiatan pelatihan dan uji kompetensi wartawan (UKW) yang dilaksanakan Lembaga Pres Dr. Soetomo (LPDS) di Hoyel Aryaduta Medan pada 9-11 Juli 2025. Terdapat 20 peserta yang mengikuti kegiatan ini untuk jenjang muda, mudya, dan utama.
LPDS merupakan lembaga yang fokus pada penyelenggaraan pendidikan di bidang jurnalistik dan manajemen pers, menyelenggarakan pendidikan di bidang lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan sarana komunikasi yang baik dan mengadakan pengkajian, penelitian, pusat dokumentasi, dan pengembangan ilmu jurnalistik.
Lebih lanjut, Andya mengungkapkan, pihaknya menargetkan 329.000 nasabah pengguna aplikasi Pegadaian Digital dari 1,3 juta nasabah di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh. Per bulan Juni 2025, jumlah nasabah pengguna aplikasi Pegadaian Digital baru 123.000 orang.
Pegadaian Wilayah I Medan telah melakukan sejumlah upaya untuk mencapai target itu dalam dua tahun terakhir. Seperti kampanye ke sekolah, kampus, kantor, hingga mendorong pegawai di outlet untuk melakukan sosialisasi ke nasabah.
Andya menjelaskan ada beberapa tantangan bagi mereka dalam mengalihkan nasabah menjadi pengguna aplikasi Pegadaian Digital. Seperti nasabah takut data dirinya akan disalahgunakan, karakteristik 70 persen nasabah merupakan ibu-ibu yang terkendala dalam penggunaan handpone.
“Dari 1 jutaan nasabah Pegadaian, yang mana 70 persennya ibu-ibu. Di Medan kita gampang jual (Pegadaian Digital), ketika kita bicara di daerah, yang datang itu masih pakai handphone tenot-tenot yang nggak bisa instal. Yang kedua handphone nya android pun misalnya, (nasabah) tidak melek digital,” tuturnya.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya…
Cerita Nasabah Pengguna Pegadaian Digital
Salah satu nasabah pengguna aplikasi Pegadaian Digital, Kartika Sari (29), menyebutkan jika dia sudah menggunakan aplikasi Pegadaian Digital sejak akhir tahun 2024. Sebelumnya, ia menabung emas secara manual di tempat lain.
“Secara umum aku udah nabung emas secara fisik sejak dua tahun lalu di Antam, lalu untuk Pegadaian nya itu, aku baru dari akhir tahun 2024,” sebut Kartika Sari saat dihubungi.
Menurutnya, aplikasi Pegadaian Digital mempermudah dirinya untuk menabung emas. Sebab kapanpun bisa melakukan transaksi untuk menabung emas.
Kartika menuturkan jika dia menabung dengan melihat harga emas terlebih dulu. Ia menabung emas dengan jumlah 1-2 gram per bulan.
“Aku lihat kondisi harga dulu, kalau lagi tinggi aku hold dulu belinya. Tapi kalau nabung di aplikasi pegadaiannya sekitar 1-2 gram per bulan disisihkan dari gaji,” tutupnya.