Terjadi penurunan tajam terkait angka kesuburan di Malaysia. Penurunan ini tekanan finansial dan prioritas karier, yang berdampak pada penurunan tingkat kesuburan.
Dikutip infoHealth, angka Kesuburan Total atau total fertility rate (TFR) Malaysia kini berada di angka 1,7 anak per perempuan pada tahun 2023. Jumlah tersebut turun dari 4,0 pada tahun 1980.
Hal ini menandakan pergeseran demografi menuju populasi yang menua, menurut Lembaga Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nasional (LPPKN).
“Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pendidikan tinggi dan dunia kerja juga mempengaruhi keputusan perencanaan berkeluarga,” kata Direktur Jenderal LPPKN, Datuk Abdul Shukur Abdullah dikutip dari Bernama, Rabu (13/8/2025).
Di samping itu, menurutnya keinginan untuk memiliki keluarga kecil juga dipicu tekanan finansial dan prioritas karier, yang berdampak pada penurunan tingkat kesuburan.
Ada juga masalah kesehatan produksi berperan sebagai penyebab semakin sedikit warga Malaysia yang memiliki anak.
Untuk mengatasi penurunan tersebut, Abdul Shukur mengatakan pemerintah telah menerapkan inisiatif Bantuan Perawatan Fertilitas dan Advokasi Infertilitas (Buai), yang mencakup bantuan seperti inseminasi intrauterin, untuk meningkatkan angka kelahiran dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah fertilitas.
Badan Pusat Statistik Malaysia mencatat jumlah kelahiran anak turun ke level terendah. Dalam laporan kependudukan triwulan yang dirilis 14 Mei 2025, Malaysia mencatat jumlah kelahiran turun 11,5 persen menjadi 93.500 kelahiran dibandingkan 105.613 kelahiran pada triwulan pertama 2024.
“Jumlah kelahiran hidup turun 11,5 persen menjadi 93.500, terendah yang pernah tercatat,” demikian pernyataan Departemen Statistik Demografi Malaysia Triwulan Pertama 2025.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.