Apa Arti Kata Anarki dan Anarkis? Ini Penjelasannya

Posted on

Belakangan ini, gelombang demonstrasi kembali terjadi di berbagai kota di Indonesia. Mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menyuarakan tuntutan terkait kenaikan tunjangan DPR dan transparansi keuangan negara tahun 2025. Di tengah aksi yang memanas, beberapa unjuk rasa diwarnai kerusuhan dan perusakan fasilitas umum.

Seketika, istilah seperti “anarki” dan “anarkis” kembali dilontarkan oleh berbagai pihak, mulai dari pejabat hingga aparat keamanan, untuk melabeli tindakan-tindakan destruktif tersebut.

Namun, benarkah tindakan rusuh itu sama dengan anarki? Apa sebenarnya arti kata anarki dan anarkis menurut asal-usul dan filosofi politiknya? Berikut penjelasannya.

Penting untuk dipahami bahwa tindakan merusak fasilitas umum, menjarah, atau membuat kerusuhan saat demonstrasi bukanlah anarki. Istilah yang lebih tepat untuk tindakan perusakan tersebut adalah vandalisme, dan orang yang melakukannya disebut vandal.

Sementara itu, anarki, anarkis, dan anarkisme memiliki makna yang jauh lebih dalam sebagai sebuah konsep filosofi politik dan tidak ada sangkut pautnya dengan perusakan tanpa tujuan.

Anarkisme adalah sebuah filsafat politik yang menganjurkan masyarakat dapat hidup dan mengatur dirinya sendiri secara mandiri tanpa adanya negara atau struktur kekuasaan yang hierarkis dan memaksa. Beberapa pemikir besar telah mendefinisikan konsep ini:

Menurut sosialis Prancis, Pierre-Joseph Proudhon, yang disebut sebagai pencetus istilah ini, anarkisme bertujuan menciptakan anarki, yang ia artikan sebagai “ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa.”

Kemudian, Alexander Berkman dalam bukunya ‘ABC Anarkisme’, menjelaskan bahwa anarkisme mengajarkan kita dapat hidup dalam masyarakat di mana tidak ada pemaksaan dalam bentuk apapun.

Mikhail Bakunin, tokoh anarkisme Rusia, memandang bahwa masyarakat terbagi menjadi dua kelas yang bertentangan: kelas penindas (pemerintah, kapitalis) yang jumlahnya sedikit namun terorganisir, dan kelas tertindas (rakyat, pekerja) yang jumlahnya besar namun seringkali tidak sadar akan kekuatannya.

Intinya, anarkisme adalah pandangan politik yang menentang segala bentuk kontrol hierarkis, baik oleh negara maupun kapitalis, karena dianggap merugikan kebebasan individu. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat egaliter di mana setiap orang memiliki keterlibatan setara dalam keputusan yang memengaruhi hidup mereka.

Untuk menghindari kebingungan dalam penggunaanya, berikut perbedaan ketiga istilah ini berdasarkan makna aslinya:

1. Anarki (Kondisinya)

Secara etimologis, “anarki” berasal dari bahasa Yunani, yaitu awalan ‘an’ (tanpa) dan ‘archos’ (pemimpin/penguasa). Jadi, arti harfiah dari anarki adalah “tanpa penguasa” atau “tanpa pemerintahan”. Anarki merujuk pada kondisi sebuah masyarakat yang hidup bebas tanpa hierarki yang memaksa.

2. Anarkisme (Pahamnya)

Anarkisme adalah teori, ajaran, atau filosofi politik yang bertujuan untuk mewujudkan kondisi anarki tersebut. Ini adalah sistem pemikiran yang berisi gagasan dan strategi untuk mencapai masyarakat tanpa negara.

3. Anarkis (Orangnya)

Anarkis adalah sebutan untuk orang atau penganut paham anarkisme. Kata ini juga bisa digunakan sebagai kata sifat untuk menggambarkan sesuatu yang sejalan dengan prinsip anarkisme.

Salah satu sumber kebingungan adalah definisi yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI Daring, anarki memiliki dua makna:

anarki/anar·ki/ n 1 hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atau ketertiban; 2 kekacauan (dalam suatu negara)

Makna kedua inilah yang sering diadopsi oleh masyarakat umum dan media. Asosiasi ini muncul dari pandangan bahwa tanpa adanya negara, polisi, dan hukum yang memaksa, maka masyarakat secara otomatis akan jatuh ke dalam kekacauan. Bagi penganut anarkisme, pandangan ini keliru, karena mereka percaya manusia dapat mengatur dirinya sendiri secara damai melalui kerja sama sukarela.

Kesalahpahaman lain adalah menyamakan anarkisme dengan komunisme (atau PKI). Padahal keduanya sangat berbeda, terutama dalam memandang negara. Jika pun ada kesamaan, keduanya sama-sama menentang sistem kapitalisme. Anarkisme menolak negara secara fundamental, sementara beberapa aliran komunisme melihat negara sebagai alat sementara untuk mencapai masyarakat tanpa kelas.

Dengan memahami makna sesungguhnya, kita bisa lebih bijak dalam menggunakan istilah dan tidak mudah melabeli aksi protes sebagai tindakan “anarkis” hanya karena terjadi kericuhan. Tindakan perusakan adalah vandalisme, sedangkan anarkisme adalah sebuah cita-cita politik yang kompleks tentang kebebasan.

Anarki Bukanlah Vandalisme

Jadi, Apa Sebenarnya Anarkisme?

Arti Kata Anarki, Anarkis, dan Anarkisme

Mengapa Anarki Sering Diartikan sebagai Kekacauan?

Perbedaan Anarkisme dengan Komunisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *