Provinsi Riau dinilai memiliki modal besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dari sektor industri berbasis sumber daya alam. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya berbanding lurus dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Riau Muller Tampubolon dalam forum infocom Regional Summit Riau yang mengusung tema Bumi Lancang Kuning Menyongsong 2026: Kolaborasi Membangun dan Menjaga Lingkungan untuk Kemajuan.
Muller menyoroti masih rendahnya kontribusi industri besar terhadap PAD Riau, meskipun daerah ini dikenal sebagai salah satu provinsi dengan aktivitas industri pengolahan yang cukup lengkap.
“Riau punya pabrik-pabrik besar, ada dua pabrik kertas dan satu pabrik kerayon. Ini potensi yang luar biasa. Namun faktanya, PAD Riau masih tergolong rendah. Ini harus menjadi evaluasi bersama,” katanya saat di dalam forum.
Dia mengaitkan hal tersebut dengan pesan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan yang menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Menurut Muller, filosofi jika kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita harus menjadi landasan dalam pengelolaan industri di Riau.
“Pembangunan industri tidak boleh merusak lingkungan, tapi juga harus mampu memberi manfaat ekonomi yang adil bagi daerah. Ini perlu kolaborasi serius, terutama dukungan dari pemerintah pusat,” katanya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan paparan Plt Kepala Bappeda Riau, Purnama Irwansyah yang menyebut Riau sebagai salah satu provinsi dengan basis industri pengolahan yang strategis di Indonesia. Namun, optimalisasi nilai tambah dan kontribusi fiskal daerah masih menjadi tantangan besar.
Muller menilai, ke depan perlu ada kebijakan yang lebih berpihak pada daerah penghasil, termasuk penguatan peran pemerintah pusat dalam mendorong pengembangan industri hilir dan peningkatan bagi hasil yang lebih adil.
“Kita minta bantuan pusat, bukan hanya soal regulasi, tapi juga keberpihakan agar daerah tidak hanya menjadi lokasi produksi, tapi juga menikmati dampak ekonomi yang signifikan,” tegasnya.
Forum infocom Regional Summit Riau sendiri menjadi wadah dialog antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan arah pembangunan Riau menuju 2026 yang berkelanjutan.
Acara yang digelar di Ballroom The Premiere Hotel Pekanbaru ini dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, di antaranya Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Farid Azhar Nasution, Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri Sugeng Hariyono serta jajaran kepala daerah di Riau.
Turut hadir Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, Bupati Siak Afni Zulkifli, Bupati Pelalawan Zukri, Bupati Bengkalis Kasmarni, serta Wakil Bupati Indragiri Hulu Hendrizal yang mengikuti rangkaian diskusi hingga akhir.
Sebagai informasi, infocom Regional Summit Riau terselenggara atas dukungan Pemerintah Provinsi Riau, PT Riau Petroleum dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan fokus mendorong kolaborasi pembangunan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.







