Skripsi merupakan bagian penting dari pendidikan tinggi. Pasalnya, skripsi membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan penelitian, berpikir kritis, dan menulis ilmiah.
Meski tidak lagi jadi syarat kelulusan mahasiswa sarjana di perguruan tinggi, skripsi masih menjadi tugas akhir yang dikerjakan mahasiswa sebelum menuntaskan pendidikannya.
Dikutip infoEdu kebijakan tidak menjadikan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan. Sebagai gantinya mahasiswa bisa mengerjakan prototipe, proyek, atau sejenisnya sebagai pengganti skripsi.
Lalu bagaimana asal usul skripsi yang kini popular di kalangan mahasiswa tingkat S1. Simak penjelasannya di bawah ini.
Umumnya format penulisan skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti (utama), dan bagian akhir.
Mencakup halaman sampul depan, halaman kosong, halaman sampul dalam, halaman pengesahan skripsi, halaman pernyataan tentang keaslian skripsi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.
Memuat bab-bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
1. Pendahuluan
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Bab ini juga memuat sistematika penulisan berupa uraian singkat mengenai bab-bab skripsi.
2. Tinjauan Pustaka
Berisi telaah pustaka, termasuk hasil-hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis (metode kuantitatif).
3. Metodologi penelitian
Berisikan tentang: Populasi/sampel, teknik pengumpulan data, variabel dan pengukurannya, definisi operasional, uji instrumen (jika perlu), dan metode analisis data.
4. Hasil dan Pembahasan
Berisi statistik deskripsi variabel, hasil penelitian, dan pembahasannya (membandingkan hasil penelitian dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya) atau membandingkan hasil penelitian dengan teori yang digunakan.
5. Kesimpulan
Berisi kesimpulan yang mengacu kepada hasil dan pembahasan penelitian serta kesimpulan harus konsisten dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis. Keterbatasan penelitian menguraikan kelemahan penelitian yang dilakukan untuk disarankan kepada peneliti selanjutnya
Memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Menulis skripsi bukan perkara menuangkan gagasan semata. Ada tujuan-tujuan akademik yang harus dicapai dalam prosesnya.
Pertama, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi gejala dan merumuskan masalah yang menjadi fokus kajian. Setelah itu, teori serta konsep yang relevan harus digunakan untuk membingkai persoalan yang diteliti.
Pemilihan metode penelitian pun tak boleh asal. Pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan karakter masalah yang diangkat. Data yang diperoleh kemudian harus disajikan dan dianalisis secara akurat, disertai penalaran yang tepat.
Semua itu akhirnya dirangkum dalam laporan yang ditulis secara runtut, logis, dan sesuai dengan etika keilmuan serta standar penulisan ilmiah yang berlaku.
Kata skripsi merupakan serapan dari bahasa Belanda “scriptie”. Dalam bahasa Belanda, scriptie memiliki makna “esai ilmiah yang merupakan bagian dari suatu program studi”.
Penulisan skripsi harus memenuhi kaidah ilmiah yang ketat, mulai dari objektivitas, pendekatan metodologis, hingga penyajian yang sistematis dan mudah dipahami. Topik yang diangkat dalam skripsi bisa bersumber dari hasil riset lapangan maupun kajian pustaka, asalkan mampu mengupas persoalan tertentu secara mendalam.
Lebih dari itu, skripsi diharapkan tak hanya mengulang apa yang sudah ada, melainkan menyumbangkan temuan baru yang bisa memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.