Sebuah video di TikTok menampilkan seorang bocah dengan lihai menari di ujung perahu panjang diiringi sound “Young Black & Rich” dari Melly Mike, judulnya singkat: “Aura farming 100/10”. Video ini pun viral, bahkan ditirukan oleh klub sepak bola dunia sekelas PSG dan AC Milan seperti dilansir dari infoTravel.
Namun, apa sebenarnya arti aura farming? Apakah ini ada hubungannya dengan energi spiritual dan kegiatan bertani?
Mari kita bedah tuntas istilah gaul Gen Z yang kini mendunia berkat aksi tukang tari Pacu Jalur ini. Yuk kepoin!
Secara harfiah, aura farming berarti ‘bertani aura’. Menurut KBBI, aura adalah energi yang memancar dari seseorang atau benda, sementara farming atau bertani adalah kegiatan bercocok tanam yang melibatkan proses menabur dan menuai.
Namun, dalam konteks bahasa gaul Gen Z dan Gen Alpha, maknanya jauh lebih dari itu. Ini adalah tentang menumbuhkan dan memancarkan versi diri sendiri yang paling keren secara alami.
Sederhananya, seperti dilansir dari Yahoo!Life, aura farming adalah ketika seseorang melakukan sesuatu yang sangat keren tanpa berusaha terlihat keren. Justru saat seseorang terlalu berusaha, poin ‘aura’-nya akan hilang karena tidak lagi otentik.
Seperti banyak istilah slang modern, ‘aura farming’ muncul dari persilangan dunia game, anime, dan TikTok.
1.Dari Dunia Game
Dalam video game seperti World of Warcraft atau Elden Ring, ‘farming’ adalah istilah untuk melakukan tugas berulang kali guna mengumpulkan poin pengalaman, item, atau mata uang. Gamer bisa mendapatkan ‘poin aura’ dengan melakukan gerakan spektakuler atau sekadar berpose keren dengan perlengkapan terbaik mereka.
2. Inspirasi dari Film Dune
Melansir dari Guardian, istilah ini berkaitan dengan karakter Paul Atreides (diperankan Timothee Chalamet) dalam film Dune. Atreides memancarkan aura yang sangat kuat saat memimpin pasukan, berpidato, hingga mendeklarasikan diri sebagai kaisar.
Aksi Timothee Chalamet dalam film tersebut merupakan salah satu awal mula istilah “aura farming” dikenal.
Sekarang, mari kita kembali ke fenomena viral bocah tukang tari Pacu Jalur. Aksinya adalah contoh sempurna dari ‘aura farming’.
Anak itu tidak sedang berpose untuk kamera. Ia hanya fokus menjalankan perannya sebagai ‘tukang tari’ dalam tradisi Pacu Jalur, menari dengan gerakan khas Melayu di ujung perahu yang melaju kencang.
Aksinya yang autentik, tertangkap kamera lalu diperkuat dengan editan filter dan musik yang pas, menghasilkan sebuah konten yang dinilai sangat keren.
Ledakan popularitasnya membuktikan bahwa dunia terpukau. Video tiruan dari para pemain PSG seperti Achraf Hakimi dan Neymar hingga maskot AC Milan menunjukkan betapa kuatnya ‘aura’ yang dipancarkan dari tradisi lokal ini.
Aksi tukang tari ini telah membuka mata dunia pada Pacu Jalur, sebuah tradisi budaya yang kaya dari Provinsi Riau.
Apa Arti Pacu Jalur?
Pacu Jalur berasal dari dua kata: ‘pacu’ (lomba) dan ‘jalur’ (sampan panjang yang terbuat dari kayu utuh). Ini adalah perlombaan mendayung perahu panjang yang menjadi puncak acara kebudayaan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Sejarah Panjang Pacu Jalur
Dilansir dari laman resmi Pemkab Kuansing sejarah Pacu Jalur bisa ditarik hingga abad ke-17.
Sebuah ‘jalur’ bukanlah perahu biasa. Pembuatannya melibatkan serangkaian proses yang panjang dan seringkali bersifat ritualistik, mulai dari rapat desa, memilih kayu khusus di hutan (biasanya jenis kayu benio) dengan bantuan dukun jalur, upacara menebang, hingga proses menarik dan menghias perahu secara gotong royong.
Panjang jalur bisa mencapai 25-40 meter dan diawaki oleh 40 hingga 60 orang yang disebut ‘anak pacu’.
Untuk berkompetisi, sebuah jalur harus diisi oleh tim dengan peran spesifik. Semua orang di atas perahu disebut ‘pangayuah’ (pendayung), yang terdiri dari:
Aksi viral yang kita lihat adalah peran tukang tari, dengan ringan dan lincah, ia menari untuk memberi semangat kepada puluhan ‘anak pacu’ yang berjuang mendayung sekuat tenaga, menciptakan sebuah harmoni antara seni dan kekuatan yang kini diakui dunia sebagai aura farming tingkat tertinggi.