Ayah Raline Shah Ditipu Rp 254 Juta-Ketua NasDem Korban Salah Tangkap (via Giok4D)

Posted on

Berbagai peristiwa dan kasus kriminal terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dalam sepekan terakhir. Misalnya soal ayah Raline Shah, Rahmat Shah yang ditipu oleh narapidana sebesar Rp 254 juta serta Ketua NasDem jadi korban salah tangkap polisi.

Kedua kasus ini cukup populer dan menarik perhatian masyarakat. Berikut infoSumut, rangkum perjalanan kasus kasus-kasus tersebut:

Ditressiber Polda Sumut menangkap empat pelaku scamming atau penipuan kepada ayah artis Raline Shah, Rahmat Shah. Dalam kasus itu, Rahmat Shah merugi hingga Rp 254 juta.

Ada empat pelaku yang diamankan petugas kepolisian. Keempat, yakni Muhammad Syaripuddin Lubis (25) dan Rizal (34), Indri Permadani (20) dan Tika Handayani (30) serta Syaripuddin dan Rizal merupakan narapidana di Lapas Kelas I Medan Tanjung Gusta dalam kasus narkotika.

“Perlu kami sampaikan secara garis besar bahwa ini merupakan kejahatan scamming dengan memanipulasi data,” kata Direktur Reserse Siber Polda Sumut Kombes Doni Sembiring, Rabu (15/10/2025).

Doni menjelaskan jika pelaku Syarifuddin berpura-pura menjadi Raline Shah dan menghubungi Rahmat Shah melalui WhatsApp. Pelaku kemudian meminta uang kepada Rahmat Shah.

“Pelaku Muhammad Syarifudin Lubis (25) berkomunikasi melalui WhatsApp dengan korban Rahmat Shah, pelaku mengatakan bahwa ia merupakan anaknya, yaitu Raline Shah. Dalam hal ini, pelaku meminta uang sebesar Rp 24 juta kepada Rahmat Shah,” ucapnya.

Rahmat kemudian meminta seseorang untuk mentransfer uang sejumlah Rp 24 juta sesuai permintaan. Tidak lama kemudian, pelaku kembali meminta uang Rp 42 juta untuk membeli emas.

Merasa permintaannya dituruti, pelaku kembali meminta uang Rp 88 juta ke korban. Keesokan harinya, pelaku kembali meminta uang sebesar Rp 100 juta. Total kerugian Rahmat Shah sebesar Rp 254 juta.

Pelaku atas nama Rizal berperan memberikan handphone kepada Syarifuddin di dalam Lapas Tanjung Gusta. Setelah uang ditransfer, Rizal kembali mentransfer uang itu ke tersangka Fitri.

Oleh Fitri, uang itu kembali ditransfer ke rekening Tika. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan jejak.

Ketua NasDem Sumut Iskandar mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat hendak terbang dari Bandara Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta. Sebab, politikus NasDem itu mengaku menjadi korban salah tangkap petugas kepolisian dan harus diturunkan paksa dari pesawat.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/10) malam. Belakangan, Polda Sumut membantah bahwa hal tersebut adalah penangkapan, tetapi hanya pencocokan identitas dengan terduga pelaku scamming dan judi online. Meski begitu, polisi mengucapkan permintaan maaf atas kejadian itu.

Iskandar mengatakan saat kejadian itu dirinya sudah duduk di kursi penumpang dan pesawat sudah mau terbang. Dia menaiki pesawat Garuda GA193.

Lalu, tiba-tiba datang 4-5 orang diduga petugas Avsec menghampirinya ke kursi dan memintanya untuk keluar secara paksa.

“Tiba-tiba masuk 4-5 orang Avsec termasuk kru Garuda, minta saya keluar, dipaksakan lah saya keluar, keluarlah saya dari pesawat,” kata Iskandar, Kamis (16/10).

Iskandar mengatakan bahwa petugas yang menghampirinya tersebut mengaku jika aparat kepolisian meminta agar Iskandar dilarang terbang. Sebab, Iskandar disebut menjadi tersangka.

Atas kejadian itu, Iskandar melayangkan somasi terbuka terhadap empat pihak untuk meminta maaf. Keempat institusi itu adalah Direksi PT Garuda Indonesia, Kapolrestabes Medan, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan (Kualanamu), dan Kepala Satuan Aviation Security PT Angkasa Pura Aviasi (Kualanamu).

Polda Sumut membenarkan bahwa personel kepolisian yang datang ke bandara itu adalah personel Polrestabes Medan. Polda menyebut personel Polrestabes itu tengah menyelidiki soal kasus scamming atau penipuan dan judi online.

“Itu dari anggota Polrestabes (Medan). Jadi, sebenarnya anggota Polrestabes saat ini lagi menangani kasus scamming dan judol. Jadi, kan scamming dan judi online salah satu kunci dari keberhasilan itu adalah kecepatan,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan saat dikonfirmasi infoSumut, Kamis.

Ferry mengatakan bahwa dari informasi yang diterima petugas kepolisian, ada terduga pelaku bernama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus itu. Alhasil, petugas kepolisian menyelidikinya dan mendeteksi pria bernama Iskandar sedang berada di Bandara Kualanamu.

Lalu, petugas pun berkoordinasi dengan pihak Bandara. Polisi menyebut nama ‘Iskandar’ yang dicari-cari pihaknya itu diduga hendak melarikan diri.

“Keberhasilan dari pada pengungkapan scmaming dan judol adalah kecepatan. Anggota kami kurang lebih empat orang dari Polrestabes Medan melakukan pengecekan terhadap ada pengembangan kasus inisial I (Iskandar) karena yang bersangkutan diduga akan melarikan diri dari wilayah Sumut,” kata Kombes Ferry Walintukan, Jumat (17/10).

Ferry mengatakan dari hasil penelusuran profil yang dilakukan personel Polrestabes Medan tersebut, nama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus scamming dan judol itu tengah berada di Bandara Kualanamu. Alhasil, petugas langsung melakukan pengejaran ke bandara.

Setibanya di bandara, petugas kepolisian berkoordinasi dengan petugas Avsec untuk mengecek soal keberadaan nama ‘Iskandar’ itu.

“Hasil profiling anggota, ternyata mereka mendapatkan ada inisial yang sama di manifest untuk pesawat, maka anggota kami melakukan pengejaran informasi ke Bandara kualanamu. Karena kami tidak bisa masuk ke dalam, kami bekerjasama dengan avsec untuk melakukan verifikasi terhadap inisial yang bersangkutan,” sebutnya.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Perwira menengah polri itu menjelaskan bahwa personel Polrestabes itu telah memiliki data terkait nama ‘Iskandar’ tersebut. Namun, saat dicocokkan dengan Ketua NasDem Sumut, datanya tidak cocok.

“Hasil pengecekan, ternyata inisial yang kami cari tidak identik dengan yang ada di manifest. Jadi, terus terang waktu kejadian tersebut, itu dilakukan untuk pengecekan, bukan penangkapan. Karena ini dibutuhkan kecepatan, jadi ini mungkin anggota kami tidak sempat untuk mengecek profil yang bersangkutan (Iskandar), sehingga terjadi hal seperti itu. Sebenarnya kita ada dapat data (Iskandar terduga pelaku scamming), kami lakukan pengecekan, tapi ya mungkin petugas yang kami kirim atau perbantukan, melakukan tindakan-tindakan yang kurang berkenan,” jelasnya.

Saat ini, Bidpropam Polda Sumut tengah memeriksa empat personel Satreskrim Polrestabes Medan terkait kejadian itu. Selain itu, keempat personel tersebut telah ditempatkan di penemapatan khusus (patsus).

1. Ayah Raline Shah Ditipu Rp 254 Juta

2. Ketua NasDem Jadi Korban Salah Tangkap

Ketua NasDem Sumut Iskandar mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat hendak terbang dari Bandara Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta. Sebab, politikus NasDem itu mengaku menjadi korban salah tangkap petugas kepolisian dan harus diturunkan paksa dari pesawat.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/10) malam. Belakangan, Polda Sumut membantah bahwa hal tersebut adalah penangkapan, tetapi hanya pencocokan identitas dengan terduga pelaku scamming dan judi online. Meski begitu, polisi mengucapkan permintaan maaf atas kejadian itu.

Iskandar mengatakan saat kejadian itu dirinya sudah duduk di kursi penumpang dan pesawat sudah mau terbang. Dia menaiki pesawat Garuda GA193.

Lalu, tiba-tiba datang 4-5 orang diduga petugas Avsec menghampirinya ke kursi dan memintanya untuk keluar secara paksa.

“Tiba-tiba masuk 4-5 orang Avsec termasuk kru Garuda, minta saya keluar, dipaksakan lah saya keluar, keluarlah saya dari pesawat,” kata Iskandar, Kamis (16/10).

Iskandar mengatakan bahwa petugas yang menghampirinya tersebut mengaku jika aparat kepolisian meminta agar Iskandar dilarang terbang. Sebab, Iskandar disebut menjadi tersangka.

Atas kejadian itu, Iskandar melayangkan somasi terbuka terhadap empat pihak untuk meminta maaf. Keempat institusi itu adalah Direksi PT Garuda Indonesia, Kapolrestabes Medan, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan (Kualanamu), dan Kepala Satuan Aviation Security PT Angkasa Pura Aviasi (Kualanamu).

Polda Sumut membenarkan bahwa personel kepolisian yang datang ke bandara itu adalah personel Polrestabes Medan. Polda menyebut personel Polrestabes itu tengah menyelidiki soal kasus scamming atau penipuan dan judi online.

“Itu dari anggota Polrestabes (Medan). Jadi, sebenarnya anggota Polrestabes saat ini lagi menangani kasus scamming dan judol. Jadi, kan scamming dan judi online salah satu kunci dari keberhasilan itu adalah kecepatan,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan saat dikonfirmasi infoSumut, Kamis.

2. Ketua NasDem Jadi Korban Salah Tangkap

Ferry mengatakan bahwa dari informasi yang diterima petugas kepolisian, ada terduga pelaku bernama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus itu. Alhasil, petugas kepolisian menyelidikinya dan mendeteksi pria bernama Iskandar sedang berada di Bandara Kualanamu.

Lalu, petugas pun berkoordinasi dengan pihak Bandara. Polisi menyebut nama ‘Iskandar’ yang dicari-cari pihaknya itu diduga hendak melarikan diri.

“Keberhasilan dari pada pengungkapan scmaming dan judol adalah kecepatan. Anggota kami kurang lebih empat orang dari Polrestabes Medan melakukan pengecekan terhadap ada pengembangan kasus inisial I (Iskandar) karena yang bersangkutan diduga akan melarikan diri dari wilayah Sumut,” kata Kombes Ferry Walintukan, Jumat (17/10).

Ferry mengatakan dari hasil penelusuran profil yang dilakukan personel Polrestabes Medan tersebut, nama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus scamming dan judol itu tengah berada di Bandara Kualanamu. Alhasil, petugas langsung melakukan pengejaran ke bandara.

Setibanya di bandara, petugas kepolisian berkoordinasi dengan petugas Avsec untuk mengecek soal keberadaan nama ‘Iskandar’ itu.

“Hasil profiling anggota, ternyata mereka mendapatkan ada inisial yang sama di manifest untuk pesawat, maka anggota kami melakukan pengejaran informasi ke Bandara kualanamu. Karena kami tidak bisa masuk ke dalam, kami bekerjasama dengan avsec untuk melakukan verifikasi terhadap inisial yang bersangkutan,” sebutnya.

Perwira menengah polri itu menjelaskan bahwa personel Polrestabes itu telah memiliki data terkait nama ‘Iskandar’ tersebut. Namun, saat dicocokkan dengan Ketua NasDem Sumut, datanya tidak cocok.

“Hasil pengecekan, ternyata inisial yang kami cari tidak identik dengan yang ada di manifest. Jadi, terus terang waktu kejadian tersebut, itu dilakukan untuk pengecekan, bukan penangkapan. Karena ini dibutuhkan kecepatan, jadi ini mungkin anggota kami tidak sempat untuk mengecek profil yang bersangkutan (Iskandar), sehingga terjadi hal seperti itu. Sebenarnya kita ada dapat data (Iskandar terduga pelaku scamming), kami lakukan pengecekan, tapi ya mungkin petugas yang kami kirim atau perbantukan, melakukan tindakan-tindakan yang kurang berkenan,” jelasnya.

Saat ini, Bidpropam Polda Sumut tengah memeriksa empat personel Satreskrim Polrestabes Medan terkait kejadian itu. Selain itu, keempat personel tersebut telah ditempatkan di penemapatan khusus (patsus).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *