Berkah! Tukang Cukur di Mina Raup Omzet Rp 1,5 M Sehari di Musim Haji

Posted on

Momen ibadah haji membawa berkah tersendiri bagi para tukang cukur di Mina. Di antara mereka, ada yang mampu menghasilkan pendapatan fantastis hingga Rp 1,5 miliar hanya dalam satu hari.

Dilansir infoHikmah dari Khaleej Times via AFP, Senin (9/6/2025), ribuan jemaah haji dari berbagai negara mulai memadati Mina, tidak hanya untuk melaksanakan lempar jumrah, tetapi juga menunaikan sunnah tahallul alias mencukur rambut sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji.

Di kawasan kompleks jamarat, tempat berlangsungnya ritual lempar jumrah atau “rajam iblis”, para tukang cukur tampak sibuk melayani jemaah. Usai puncak wukuf di Arafah, antrean jemaah dengan pakaian ihram mengular untuk mencukur rambut sebagai simbol penyempurnaan ibadah mereka.

Salah satu manajer salon di sekitar jamarat, Imad Fawzi, mengatakan bahwa pada hari-hari puncak haji seperti Idul Adha, mereka bisa melayani hingga 6.000 jemaah per hari. Dengan tarif 60 riyal Saudi atau sekitar Rp 260 ribu per orang, penghasilannya bisa mencapai Rp 1,5 miliar dalam sehari.

“Saya telah bekerja di haji sejak saya berusia tujuh tahun,” kata Fawzi, seorang pejabat yang dipekerjakan oleh organisasi haji.

Meskipun suasana sangat padat dan serba cepat, para tukang cukur seperti Ahmed (28), warga Mesir, mengaku tetap menikmati pekerjaannya.

“Ini adalah hal yang sangat sederhana untuk dilakukan, tetapi itu membawa kita begitu banyak kegembiraan,” ujarnya.

Tidak semua jemaah mencukur rambut di salon resmi. Banyak juga yang memilih alternatif potong rambut di pinggir jalan. Beberapa sudut kota Mina dan Makkah bahkan berubah menjadi barbershop dadakan. Ada yang mencukur sesama jemaah, ada juga yang mencukur sambil berjalan.

Seorang jemaah asal Mesir, Hani Abdel Samih, mengungkapkan bahwa ia sudah tak sabar melepas pakaian ihram setelah tiga hari memakainya. Ia merasa lelah usai menjalani puncak ibadah haji, namun tetap antusias menyambut prosesi tahallul.

“Iblis yang dirajam di jamarat membutuhkan usaha besar dan kami telah mengenakan pakaian ini sepanjang hari,” tuturnya.

“Kami ingin memakai pakaian sehari-hari kami dan merasa nyaman, jadi kami pergi ke barbershop terdekat dari jamarat,” lanjut Hani Abdel Samih.

Meski harus antre, Hani tetap menunjukkan ekspresi bahagia. Ia menganggap proses mencukur rambut ini sebagai bagian penting dalam perjalanan spiritualnya.

“Saya bersemangat, tentu saja! Karena ini adalah sunnah dari Nabi, damai sejahtera baginya,” tutur Hani, merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW.

“Kami menyukai (ritual ini) dan kami tidak bisa melanggarnya,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *