Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI) tahun 1965 bertujuan menggulingkan pemerintah Presiden Soekarno. Peristiwa itu menyebabkan terbunuhnya tujuh perwira tinggi TNI AD.
Salah satunya lahir di Sumut dan berdarah Batak. Melansir buku “Kisah 124 Pahlawan & Pejuang Nusantara” oleh Gamal Komandoko, berikut biografi singkat Mayjen D.I Panjaitan, Pahlawan Revolusi asal Balige.
Mayor Jenderal Anumerta Donald Isaacus Panjaitan menjadi salah satu dari 7 pahlawan revolusi yang gugur saat peristiwa G30S PKI di Indonesia. D.I Panjaitan lahir pada tanggal 9 Juni 1925 di Balige, Sumatera Utara.
Usia menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), D.I Panjaitan mengikuti pendidikan militer Gyugun pada masa kependudukan Jepang. Setelah menyelesaikan pendidikan, D.I Panjaitan ditempatkan di Riau.
Ketika Indonesia merdeka, D.I Panjaitan bersama pejuang lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). D.I Panjaitan pun ditunjuk sebagai Komandan Batalyon yang kemudian membawa kariernya semakin menaik.
D.I Panjaitan menjabat Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng yang berkedudukan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Selanjutnya, D.I Panjaitan juga diangkat sebagai Kepala Staf Umum IV Komandemen Tentara Sumatera.
Saat Belanda menduduki Yogyakarta dan hendak melakukan agresi, Presiden Soekarno memberi mandat ke Mr. Syafruddin Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
D.I Panjaitan ditugaskan sebagai pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Jabatan lain yang pernah dipegang D.I Panjaitan, yakni Kepala Staf Operasi Tentara dan Territorium I Bukit Barisan.
Selain itu, D.I Panjaitan pernah menduduki jabatan Kepala Staf Operasi Tentara dan Territorium II Sriwijaya. Berhasil menjalani tugas membuat D.I Panjaitan dipercaya sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.
Terakhir kali mengemban jabatan, D.I Panjaitan sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat berpangkat Brigadir Jenderal. Di masa itu, D.I Panjaitan membongkar rahasia pengiriman senjata dari RRC untuk PKI.
Akibat kejadian tersebut, PKI menuduh D.I Panjaitan menjadi anggota Dewan Jenderal yang hendak mengadakan kudeta atas Pemerintah Republik Indonesia. Alasan itu dibuat-buat untuk memancing kedatangan Cakrabirawa.
Cakrabirawa yang dipimpin Letnan Kolonel Untung Sutopo mendatangi kediaman D.I Panjaitan untuk menculiknya. D.I Panjaitan yang sedang berdoa di halaman rumahnya membuat jengkel para penculik lalu menembaknya.
Tak sampai di situ, jasad D.I Panjaitan dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya, bersama jasad-jasad korban lain. Jasadnya diangkat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata tanggal 5 Oktober 1965.
Pemerintah Indonesia kemudian menganugerahi D.I Panjaitan kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Mayor Jenderal Anumerta. Setelah itu, D.I Panjaitan diangkat sebagai salah satu Pahlawan Revolusi usai pemakamannya.
Di bawah ini daftar 7 perwira tinggi TNI AD yang gugur dalam peristiwa G30S PKI.
· Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
· Letnan Jenderal (Anumerta) Raden Suprapto
· Letnan Jenderal (Anumerta) Siswondo Parman
· Letnan Jenderal (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono
· Mayor Jenderal (Anumerta) Donald Ignatius Pandjaitan
· Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
· Kapten (Anumerta) Pierre Andreas Tendean
Demikian biografi singkat Mayjen D.I Panjaitan, Pahlawan Revolusi asal Balige. Semoga menambah pengetahuanmu, infoers!