Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan bahaya paparan sinar ultraviolet (UV) yang berada pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di tengah cuaca panas yang melanda belakangan ini.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa hasil pemantauan menunjukkan indeks UV di beberapa daerah telah mencapai level yang dapat membahayakan kesehatan jika seseorang terpapar sinar matahari langsung dalam waktu lama.
“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, dikutip infoHealth dari Antara, Minggu (19/10/2025).
BMKG menyarankan masyarakat untuk membatasi paparan sinar matahari langsung, terutama pada jam 10.00 hingga 16.00 WIB. Saat harus beraktivitas di luar ruangan, disarankan menggunakan pelindung seperti topi, jaket, payung, kacamata hitam, dan tabir surya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memperbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi dan menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari. Aktivitas fisik berlebihan di kondisi panas ekstrem dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat suhu tinggi.
Berdasarkan pengamatan BMKG selama beberapa hari terakhir, kondisi cuaca cerah dan terik umumnya terjadi pada pagi hingga siang hari. Suhu maksimum udara tercatat mencapai hingga 38°C di sejumlah wilayah.
Beberapa daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2°C), Majalengka, Jawa Barat (37,6°C), Boven Digoel, Papua (37,3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0°C).
Sementara itu, di wilayah Jabodetabek, suhu maksimum dalam dua hari terakhir berkisar antara 33°C hingga 35°C. Rinciannya meliputi Banten (35,2°C), Kemayoran (33,4-35,2°C), Halim (34,0-34,9°C), Curug (33,5-34,6°C), Tanjung Priok (32,8-34,4°C), dan wilayah sekitar Jawa Barat (33,6-34,0°C).
Andri menambahkan, kondisi panas ekstrem ini juga bertepatan dengan masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada periode ini, suhu udara cenderung tinggi di siang hari, namun berpotensi turun hujan disertai petir dan angin kencang pada sore hingga malam hari.