BMKG mengingatkan warga Sumatera Barat (Sumbar) untuk meningkatkan kewaspadaan akan munculnya bencana hidrometeorologi hingga 27 November mendatang. Peringatan diberikan setelah pihaknya memperhatikan kondisi dinamika atmosfer terkini.
“Adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan tersebut berdampak pada meningkatnya peluang kejadian cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat, seperti banjir, tanah longsor, banjir badang, genangan, angin kencang, petir kilat dan jalan licin,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, dalam keterangan yang diterima infoSumut, Minggu (23/11/2025).
Ia menyebut, kondisi dinamika atmosfer terkini diperkirakan berada di bawah pengaruh penguatan signifikan Monsun Asia. Monsun Asia adalah sistem sirkulasi angin musiman berskala besar yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara yang mencolok antara daratan Benua Asia dan Samudra Hindia atau Pasifik.
Sistem ini membawa perubahan signifikan pada pola cuaca dan iklim, terutama di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), dan Australia Utara, yang ditandai dengan pergantian musim hujan dan musim kemarau secara periodik sekitar setiap enam bulan.
“Memperhatikan kondisi dinamika atmosfer terkini, diperkirakan berada di bawah pengaruh penguatan signifikan Monsun Asia yang memicu dominasi angin baratan di wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Barat. Aliran massa udara lembap dari Samudra Hindia yang bertemu dengan topografi Bukit Barisan berpotensi menimbulkan proses pengangkatan udara (orographic lifting) yang intens, sehingga meningkatkan peluang pembentukan awan hujan. Fenomena atmosfer lain seperti IOD negatif, aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial, serta anomali suhu muka laut turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif, terutama di wilayah pesisir barat dan daerah perbukitan,” katanya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Masyarakat dihimbau untuk selalu mewaspadai terjadi bencana hidrometeorologi dengan mengenai titik-titik rawan bencana, melakukan pembaharuan informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas, mencari lokasi yang aman apabila kondisi hujan terjadi dalam intensitas yang tinggi dan berdurasi yang lama, serta selalu mengikuti arahan petugas-petugas terkait kebencanaan.
“Dengan melihat kondisi tersebut, perlu ditingkatkan kesiagaan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi di kabupaten kota di Sumatera Barat yaitu Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Sijunjung, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Solok, Dharmasraya, Solok Selatan, dan Lima Puluh Kota,” katanya lagi merinci daerah dimaksud.
Saat ini, sejak beberapa hari terakhir kondisi cuaca khususnya di Padang memang dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
