Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mengaku heran dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut yang menyiapkan anggaran untuk belanja tiga jenis jasa tenaga ahli dengan menggelontorkan anggaran Rp 1,6 miliar. Begini kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut Alexander Sinulingga terkait paket pengadaan itu.
Alex mengatakan bahwa anggaran tersebut untuk tiga paket pengadaan jasa tenaga ahli, bukan satu. Tiga paket itu adalah konsultan perencanaan Kurikulum Marsipaturehutanabe, konsultan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) gratis dan konsultan digitalisasi pendidikan.
“Itu ada tiga kegiatan yang berbeda, mungkin seolah-olah ini satu paket sampai totalnya segitu, tapi tidak, itu ada tiga kegiatan. Itu konsultan perencanaan SPP gratis, konsultan perencanaan Kurikulum Marsipaturehutanabe dan satu lagi untuk digitalisasi pendidikan, ada tiga kegiatan,” kata Alex saat diwawancarai, Selasa (8/7/2025).
Alex mengatakan jasa tenaga ahli untuk tiga paket itu bukan tenaga ahli individu. Dia mengatakan pihaknya juga telah memiliki satu tenaga ahli individu.
“Itu bukan tenaga ahli individu, makanya dia dibuka seleksi di LPSE, ini harus bisa dibedakan. Kalau dia tenaga ahli individu, kita punya juga hanya satu orang tenaga ahli individu kita. Jadi, ini dua hal yang berbeda, jangan seolah-olah narasinya itu untuk total biaya seperti itu untuk tenaga ahli individu, tidak, itu ada tiga kegiatan berbeda yang dibuka seleksinya di LPSE,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Disdik Sumut menyiapkan anggaran untuk belanja jasa tenaga ahli. Ada tiga jenis tenaga ahli yang disiapkan dengan menggunakan anggaran Rp 1,6 miliar.
Hal ini diketahui dari Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Sumut. Ada tiga paket pengadaan jasa tenaga ahli di Disdik Sumut.
Tenaga ahli yang pertama yaitu untuk konsultansi perencanaan Kurikulum Marsipaturehutanabe. Proyek dengan kode tender 10051695000 dibuat pada 25 Juni 2025.
Proyek ini dikerjakan menggunakan APBD 2025.
“Nilai pagu paket Rp 500.000.000, nilai HPS paket Rp 499.980.544,” demikian tertulis dalam LPSE.
Tenaga ahli ini disiapkan untuk merancang arah pengembangan kurikulum yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal Marsipature Hutanabe. Selain itu, pengembangan kurikulum ini juga harus selaras dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik jenjang SMA di Sumut.
“Kurikulum ini diharapkan mampu mengintegrasikan konteks sosial-budaya lokal ke dalam proses pembelajaran, serta memperkuat karakter, identitas, dan tanggung jawab sosial peserta didik terhadap lingkungan dan komunitasnya,” seperti tertulis di LPSE.
Selain itu, Disdik Sumut juga akan menyiapkan tenaga ahli untuk konsultansi perencanaan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) gratis. Proyek ini memiliki kode tender 10051721000 dengan menggunakan APBD 2025 sebanyak Rp 600 juta.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sistem pendidikan jenjang SMA/SMK/SLB Negeri di Sumatera Utara yang dirancang secara komprehensif, transparan, dan akuntabel, serta sepenuhnya mendukung implementasi skema pendidikan SPP gratis,” demikian tertulis di LPSE.
“Kajian dan perancangan skema ini diharapkan menjadi kerangka kerja yang kokoh bagi penyelenggaraan pendidikan tanpa pungutan biaya kepada peserta didik, sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan akses pendidikan,” lanjutnya.
Kemudian, Disdik juga menyiapkan tenaga ahli untuk konsultansi perencanaan digitalisasi pendidikan. Proyek yang menggunakan APBD 2025 ini berjumlah Rp 500 juta.
“Kegiatan kajian ini dimaksudkan untuk menyusun arah kebijakan dan strategi pengembangan digitalisasi pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Provinsi Sumatera Utara yang komprehensif, kontekstual, dan berbasis data,” demikian tertulis di LPSE.
“Melalui kajian ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi aktual kesiapan satuan pendidikan dalam mengadopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), termasuk aspek infrastruktur, sumber daya manusia, platform pembelajaran, dan praktik pembelajaran digital yang telah berjalan,” jelasnya.
Bobby Nasution merespons adanya anggaran untuk belanja jasa tenaga ahli yang mencapai Rp 1,6 miliar. Bobby meminta hal itu ditanya langsung kepada Alexander Sinulingga.
“Tanya sama Kadisnya lah,” kata Bobby usai hadiri Rapat Internal di The Caldera Toba, Selasa (8/7).
Bobby mengaku heran Dinas Pendidikan Sumut membuat anggaran untuk tenaga ahli. Bobby menyebut dirinya sebagai Gubernur tidak memiliki tenaga ahli.
“Tenaga ahli Gubernur aja enggak ada kok,” ujar Bobby.