Bolehkah Wanita yang Sedang Haid Masuk Masjid? Simak Penjelasannya baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat salat, tetapi juga digunakan untuk aktivitas keagamaan lain seperti mengaji dan majelis taklim. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di kalangan Muslimah adalah: bolehkah wanita yang sedang haid masuk ke masjid?

Dilansir infoHikmah dari Kitab Lengkap dan Praktis Fiqih Wanita karya Abdul Syukur Al-Azizi, terdapat tiga pandangan ulama mengenai hal ini.

Pandangan pertama datang dari sebagian ulama bermadzhab Maliki dan Hanafi. Mereka menegaskan larangan total bagi wanita haid untuk masuk ke masjid.

Pandangan kedua membolehkan wanita haid masuk masjid dengan batasan tertentu. Ulama dari madzhab Syafi’i dan Hambali berpendapat, wanita haid tidak boleh berdiam diri di masjid, tetapi diperbolehkan sekadar lewat, berjalan, atau mengambil sesuatu di dalam masjid.

Dalilnya adalah hadits dari Aisyah radhiyallâhu’anhâ yang berkata:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاوِلِينِي الْخُمْرَةَ مِنْ الْمَسْجِدِ فَقُلْتُ إِنِّي حَائِضُ فَقَالَ لَيْسَتْ حَيْضَتُكِ فِي يَدِكِ

Aisyah radhiyallâhu’anhâ berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku, ‘Ambilkan al-khumrah (sajadah) dari masjid untukku.’ Aku menjawab, ‘Sesungguhnya aku sedang dalam keadaan haid.’ Beliau bersabda, ‘Haidmu bukan di tanganmu.” (HR. Muslim)

Pandangan ketiga memperbolehkan wanita haid berada di masjid tanpa syarat, selama diyakini tidak ada darah yang mengotori masjid.

Dari ketiga pendapat ini, disarankan wanita berhati-hati jika harus memasuki masjid saat haid. Jika memang terpaksa, harus dipastikan darah tidak menetes hingga mengotori tempat ibadah.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia, Ahmad Sarwat menjelaskan meskipun secara zahir hadits di atas terlihat membolehkan, para ulama seperti Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan Ibnu Utsaimin tetap melarang wanita haid masuk masjid kecuali sekadar lewat atau mengambil sesuatu.

Sementara itu, ulama yang memberikan kelonggaran bagi wanita haid untuk masuk dan menetap di masjid antara lain adalah Al-Albani.

Pendapat yang Melarang

Pendapat yang Membolehkan dengan Syarat

Pendapat yang Membolehkan Secara Mutlak