BPBD Kota Padang, Sumatera Barat, mengungsikan 6 Kepala Keluarga (KK) yang berisi sekitar 22 jiwa ke tempat tinggal sementara. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi ancaman meluasnya kebakaran pabrik karet.
Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton mengatakan, mereka yang diungsikan tersebut merupakan warga yang posisi rumahnya berdekatan dengan pabrik yang terbakar.
Hingga Minggu (18/5/2025) tengah malam, api masih terus berkobar. Kebakaran yang berlangsung sejak pukul 12 siang, belum berhasil diatasi petugas.
“Kita ungsikan warga untuk sementara, mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” kata Kalaksa kepada infoSumut.
Ia menyebut, BPBD mendirikan dua tenda di sekitar lokasi kebakaran, yakni di RT 2 RW 4 Kelurahan Batuang Taba Kecamatan Lubuk Begalung Nan XX.
Tenda pertama diisi 4 Kepala Keluarga yang terdiri dari 17 orang. Sedangkan tenda kedua berisi 2 KK yang terdiri dari 6 jiwa.
“Pemasangan tenda pengungsian di dekat lokasi kebakaran karena jarak rumah warga dengan dinding pembatas pabrik sekitar satu meter saja,” katanya lagi.
Kebakaran pabrik karet PT.Teluk Luas di kawaaan By Pass Kota Padang, Sumatera Barat sendiri, belum menunjukkan tanda-tanda padan, meskipun sudah berkobar lebih dari 10 jam.
“Api masih belum bisa kita atasi. Seperti terlihat di belakang, api masih membesar,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Budi Payan kepada infoSumut di lokasi.
Menurut Budi, tumpukan karet yang terbakar sangat tebal dan tinggi. “Kalau karet ini, setelah padam, bisa berkobar lagi. Itu yang banyak terjadi sejak tadi. Setelah kita padamkan, ternyata nyala lagi,” katanya.
Selain persoalan karet, tim juga menghadapi kendala akan ketersediaan air di lokasi, karena di pabrik tersebut tidak ada hydrant.
“Kendala kita, ini adalah karet dengan tumpukan yang sangat banyak sekali. Di lokasi ini juga tidak ada hydrant, sehingga mobil harus bolak balik,” jelasnya.
Untuk memadamkan api, lebih dari 20 unit mobil sudah dikerahkan di lokasi.