Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih belum banyak terlihat di kancah global, khususnya di dunia kerja internasional. Hal ini menunjukkan bahwa daya saing SDM Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain.
Ia mencontohkan posisi penting di Islamic Development Bank (IDB) yang belum berhasil diisi oleh perwakilan dari Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan menjadi pemegang saham terbesar ketiga di lembaga keuangan Islam tersebut.
“Tidak ada satupun Vice President IDB dari Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia. Tidak ada di dalam senior management profesional yang menonjol,” kata Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonom Islam Indonesia, dilanser infoFinance, Sabtu, (17/5/2025).
Menurutnya, masalah ini bukan hanya terkait dengan kurangnya peluang, melainkan juga menyangkut kualitas dan kesiapan SDM Indonesia dalam bersaing secara global. Beberapa kendala utama yang dihadapi di antaranya adalah keterbatasan kompetensi teknis, minimnya kemampuan berbahasa Arab, dan lemahnya jaringan internasional.
“Ada banyak tantangan yang kita hadapi, mulai dari sisi kompetensi, kemampuan bahasa Arab, hingga jaringan yang belum kuat,” jelasnya.
Sri Mulyani juga membandingkan dengan negara-negara lain seperti Pakistan, India, dan Nigeria yang berhasil menempatkan warganya di posisi penting dalam IDB. Bahkan, ada beberapa pejabat tinggi di IDB yang tidak fasih berbahasa Arab, namun tetap dipercaya menduduki jabatan strategis.
“Saya lihat secara nyata di semua forum-forum dunia, senior management itu banyak diisi oleh teman-teman kita yang berasal dari Pakistan, India dan ini menjadi salah satu pembelajaran bagi kita semua. Bahkan di Afrika seperti Nigeria bisa menduduki posisi Vice President. Saya yakin teman saya Muhtar itu tidak bisa bahasa Arab, tapi dia bisa menduduki itu,” ungkap Sri Mulyani.
“Ini adalah sesuatu bahwa kita mungkin bisa mengambil peranan shareholder, tetapi belum tentu kita bisa menjadi pengelola yang kemudian membesarkan institusi. Ini adalah salah satu yang perlu untuk kita lihat,” tambahnya.