Tidur adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Namun, Islam mengajarkan bahwa tidak semua waktu cocok untuk tidur. Sebab, ada waktu-waktu tertentu yang sebaiknya dimanfaatkan untuk aktivitas lain seperti bekerja, makan, atau beribadah kepada Allah SWT.
Terkait hal itu, ada empat waktu yang dianjurkan untuk dihindari sebagai waktu tidur oleh umat Islam. Kapan saja waktunya? Berikut penjelasannya dilansir infoSumut dari infoHikmah.
Tidur di pagi hari tidak dianjurkan bagi muslim karena waktu tersebut mengandung keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:
“Ya Allah, berkahilah bagi umatku pada pagi harinya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Menurut keterangan dari kitab Fawaid al-Mukhtarah karya Habib Zain bin Smith, tidur setelah salat Subuh dapat menghilangkan berkah, baik dalam rezeki maupun umur. Dalam hadits lain, disebutkan bahwa saat matahari terbit, Allah SWT menurunkan dua malaikat ke bumi:
“Setiap awal pagi saat matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tidur sebelum menunaikan salat Isya juga tidak dianjurkan. Hal ini bisa membuat seseorang terlewat dari kesempatan salat berjamaah dan pahala besar yang menyertainya. Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Rasulullah SAW suka mengakhirkan shalat Isya, dan beliau tidak suka tidur sebelumnya, juga tidak berbicara setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Langsung tidur setelah makan juga sebaiknya dihindari. Dalam buku Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah & Thibbun Nabawi karya Maryam Kinanthi N dijelaskan bahwa kebiasaan ini bisa menyebabkan hati menjadi keras.
Selain itu, tidur setelah makan juga dapat mengganggu pencernaan dan meningkatkan risiko obesitas. Dianjurkan untuk beraktivitas ringan seperti berjalan atau mendirikan salat setelah makan.
Islam juga melarang tidur secara berlebihan sepanjang hari. Tidur terus-menerus dalam waktu lama bisa membuat seseorang kehilangan waktu produktif, baik untuk beribadah maupun beraktivitas sosial.
Selain itu, kebiasaan ini bisa menimbulkan stigma negatif sebagai orang pemalas dan bahkan menyebabkan kelalaian dalam menunaikan salat, yang bisa menimbulkan dosa.
