Cerita Prajurit TNI Dikepung Api-Motor Nyaris Hangus saat Karhutla di Rohil

Posted on

Kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hilir, Riau terus meluas. Prajurit TNI yang memadamkan api nyaris dikepung api akibat angin kencang.

Hal itu dialami Sertu Fren Martos Solissa, Babinsa di Teluk Nilap Koramil 04/Kubu. Ia turun ke lokasi sejak 5 hari terakhir. Sebagai Babinsa, Fren salah satu orang pertama yang turun ke lokasi untuk pemadaman.

Fren turun bersama Kopda Frenki, Babinsa Rantau Panjang Kiri dan masyarakat peduli api. Awalnya, tak banyak personel di lokasi sebelum akhirnya api menjalar ke ratusan hektare kebun di Dusun Mekar Jaya, Rantau Panjang Kiri.

Bermodal alat seadanya, Fren dan kawan-kawan menembus asap pekat memantau sumber api. Namun nahas, saat berupaya memadamkan, api justru mengepungnya.

Fren yang panik langsung lari menyelamatkan diri bersama Kopda Frenki. Dalam video terlihat Fren keluar dari kepulan asap putih tebal dan kobaran api di sisi kanan kiri masih pakai seragam lorengnya.

“Lokasi memang api terus membesar, itu kami kena kepung api bersama seorang TNI juga. Jadi tiupan api itu cepat, kami sedang di dalam tak menyangka sampai api bisa menyeberang,” kata Fren.

Menurutnya, lebar parit gajah dan jalan di lokasi berkisar 7-8 meter. Beruntung Fren dan teman-teman lainnya berhasil keluar menyelamatkan diri dari jilatan si jago merah.

“Parit dan jalan kalau perkiraan 7-8 meter. Itu kalau tidak cepat menyelamatkan diri pasti kami dan motor juga terbakar di situ,” kata Fren.

Hari yang mencekam itu terjadi, Jumat (18/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, kondisi di lokasi panas terik dan tiupan angin sangatlah kencang.

Tak hanya itu saja, rumput dan dedaunan sudah kering akibat kemarau panjang. Ia melihat api menjilat pohon-pohon kelapa sawit hingga menyeberang tertiup angin.

Proses pemadaman pun tetap berlanjut meskipun fajar telah tenggelam. Namun tetap saja, si jago merah tak kunjung bisa dikendalikan malam itu hingga akhirnya terus meluas.

“Sampai hari ini belum bisa padam, kalau tim sudah ada penambahan dari Brimob. Awal pertama kita terima itu sudah 40-an hektare,” kata Fren.

Proses pemadaman siang malam bukan tanpa alasan. Sebab di lokasi ada pipa minyak raksasa milik PT Pertamina Hulu Rokan, objek vital yang harus terjaga dan aman.

“Kita pemadaman siang malam, karena kan mendekati pipa minyak PHR. Logistik kami didukung sama penghulu sekitar, mereka bantu suport juga,” katanya.

Melihat pahit getirnya pemadaman di lokasi, Fren mengimbau masyarakat tak membuka lahan dengan cara membakar. Ia juga minta petani tak membuang puntung rokok sembarangan karena di musim kering rumput mudah terbakar.

“Imbauan kita kepada masyarakat jangan bersihkan lahan dengan cara membakar. Kalau kerja juga jangan merokok, puntung jangan dibuang sembarangan,” katanya.

“Kalau kondisi lahan memang rumput kering mati karena sudah lama kemarau. Tapi kan kalau sudah terbakar justru jadi sumber bahan baku,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *