Desa Sekumur, Kecamatan Sekarak, Aceh Tamiang, Provinsi disebut hilang disapu banjir pekan lalu. Di kampung itu hanya tersisa masjid dan tumpukan kayu beragam ukuran.
Dalam foto diperoleh infoSumut, ketinggian banjir merendam desa itu hampir mencapai atap masjid. Beberapa warga berada di atas tumpukan kayu yang tingginya hampir sama dengan atap masjid.
Tidak terlihat bangunan lain di sekitar masjid. Warga menyebutkan desa itu hilang diterjang banjir yang terjadi Kamis (27/11) lalu.
“Rumah warga hilang terbawa banjir dengan ketinggian air diperkirakan mencapai 7 hingga 10 meter Desa Sekumur lenyap dalam sekejap, hanya tersisa masjid,” kata seorang warga Aceh Tamiang, Hendra, Sabtu (6/12/2025).
Hendra menyebutkan, di desa itu terdapat 280 rumah. Warga saat ini sudah mengungsi ke tempat lebih tinggi dan mereka sangat membutuhkan bantuan.
“Kondisi di lokasi pengungsian dikabarkan semakin memprihatinkan, karena para pengungsi mulai terserang penyakit serta minimnya pasokan logistik,” ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Agusliayana Devita mengaku sudah mendengar informasi Desa Sekumur hilang disapu banjir. Saat ini baru satu desa dilaporkan hilang di daerah tersebut.
“Menurut informasi dari pimpinan seperti itu (Sekumur hilang),” kata Devi saat dikonfirmasi terpisah.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyebutkan, ada sejumlah desa di Aceh hilang disapu banjir. Kampung yang hancur itu tersebar di beberapa daerah.
“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka udah banyak korban,” kata Mualem kepada wartawan.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Agusliayana Devita mengaku sudah mendengar informasi Desa Sekumur hilang disapu banjir. Saat ini baru satu desa dilaporkan hilang di daerah tersebut.
“Menurut informasi dari pimpinan seperti itu (Sekumur hilang),” kata Devi saat dikonfirmasi terpisah.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyebutkan, ada sejumlah desa di Aceh hilang disapu banjir. Kampung yang hancur itu tersebar di beberapa daerah.
“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka udah banyak korban,” kata Mualem kepada wartawan.







