Dinkes Sumut: 18 Rumah Sakit-25 Puskesmas Terdampak Banjir dan Longsor

Posted on

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mencatat ada 18 rumah sakit hingga 25 Puskesmas terdampak banjir bandang dan longsor. Dinkes juga menyiagakan tenaga medis di berbagai posko dan titik pengungsian untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat terdampak.

“Dinkes Sumut mencatat terdapat 18 rumah sakit, 19 puskesmas pembantu, 25 puskesmas, dan sejumlah poskesdes yang terdampak banjir dan longsor. Sebagian di antaranya tak dapat beroperasi karena terendam hingga setinggi pinggang orang dewasa,” Sekretaris Dinkes Sumut Hamid Rizal Lubis dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).

Hamid mengungkapkan hingga kini Dinkes Sumut telah menangani 1.890 korban luka ringan dan 94 korban luka berat di daerah terdampak seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Langkat. Selain itu, petugas kesehatan juga disiagakan penuh di posko-posko pengungsian.

“Sejak awal bencana terjadi kami langsung berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota terdampak untuk melakukan upaya kesehatan kepada masyarakat di lokasi bencana,” ujarnya.

Untuk wilayah Tapteng dan Sibolga, Hamid menjelaskan bahwa tim kecil yang dikirim sempat tertahan di Tapsel karena akses jalan yang terputus. Kondisi tersebut membuat tim akhirnya memberikan pelayanan di kawasan terdampak di Kabupaten Tapsel, khususnya di Batangtoru.

“Kita turunkan dokter, perawat, tenaga farmasi, kesehatan lingkungan, dan surveilans. Besoknya (27/11), kita tempatkan 3 dokter, 3 perawat, dan 2 petugas surveilans untuk membantu pelayanan kesehatan di sana,” ucapnya.

Di Kabupaten Langkat, Dinkes Sumut juga menurunkan tim medis lengkap dan melakukan rotasi petugas antar kecamatan agar pelayanan kesehatan tetap maksimal. Upaya tersebut dilakukan bersamaan dengan kolaborasi pemerintah kabupaten, pemerintah pusat, dan berbagai pihak dalam penanganan bencana.

“Pada fase pasca bencana akan muncul berbagai permasalahan kesehatan. Karena itu, upaya pencegahan sangat penting agar penyakit dapat kita tangani sedini mungkin,” jelasnya.

Untuk menjangkau wilayah terisolir, Pemprov Sumut mendapat bantuan dari relawan berbagai provinsi, komunitas, serta organisasi masyarakat. Menurut Hamid, sejumlah penyakit berpotensi menjangkiti warga pascabencana seperti gangguan kulit, diare, ISPA, dan demam. Karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota segera menginventarisasi kebutuhan obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Kami juga minta dinkes kabupaten/kota mendata sarana dan prasarana kesehatan yang terdampak untuk kita kompilasikan dan laporkan ke pusat,” tutupnya.

Di Kabupaten Langkat, Dinkes Sumut juga menurunkan tim medis lengkap dan melakukan rotasi petugas antar kecamatan agar pelayanan kesehatan tetap maksimal. Upaya tersebut dilakukan bersamaan dengan kolaborasi pemerintah kabupaten, pemerintah pusat, dan berbagai pihak dalam penanganan bencana.

“Pada fase pasca bencana akan muncul berbagai permasalahan kesehatan. Karena itu, upaya pencegahan sangat penting agar penyakit dapat kita tangani sedini mungkin,” jelasnya.

Untuk menjangkau wilayah terisolir, Pemprov Sumut mendapat bantuan dari relawan berbagai provinsi, komunitas, serta organisasi masyarakat. Menurut Hamid, sejumlah penyakit berpotensi menjangkiti warga pascabencana seperti gangguan kulit, diare, ISPA, dan demam. Karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota segera menginventarisasi kebutuhan obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Kami juga minta dinkes kabupaten/kota mendata sarana dan prasarana kesehatan yang terdampak untuk kita kompilasikan dan laporkan ke pusat,” tutupnya.