Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengungkap, ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri di 14 sektor yang bisa dimanfaatkan oleh para pekerja dari Indonesia. Ia mendorong lulusan perguruan tinggi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
“Per 1 Mei, ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri yang bisa dimanfaatkan. Dati 14 sektor dimana 95 persen didominasi sektor kesehatan, domestik, manufactur, industri, dan hospitality,” kata Memteri Karding dalam kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, kerja di luar negeri cukup menjanjikan, karena potensi gaji para PMI sektor formal berkisar antara 15 sampai 30 juta rupiah per bulan, ditambah fasilitas seperti asuransi dan tempat tinggal.
Ia mengatakan, job order permintaan tenaga kerja dari berbagai negara sebanyak 1,7 juta itu, baru terisi sekitar 297 ribu.
“Artinya, kalau orang Minangkabau mau keluar negeri, kita tinggal lakukan pelatihan vokasi dan bahasanya,” kata Karding.
Anggota DPR-RI periode 2019-2024 itu mengajak masyarakat dan lulusan perguruan tinggi seperti UNP untuk berani mengambil peluang tersebut untuk bekerja di luar negeri.
Kementerian P2MI akan membantu memastikan angkatan kerja dibekali pengetahuan, sehingga terampil sebelum berangkat ke negara tujuan.
Untuk mencegah adanya praktik Pekerja Migran Indonesia (PMI) nonprosedural, pihaknya meminta agar di tingkat provinsi dan kabupaten menyiapkan ekosistem pelatihan khusus ke luar negeri. Termasuk juga memetakan negara tujuan seperti Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia dan lain sebagainya.
“Jadi, kalau ada permintaan kerja di luar negeri kita bisa menyesuaikan dengan kurikulumnya,” ujarnya.
Presiden Prabowo, sambung dia, telah memberikan dua arahan khusus. Pertama, fokus pada kualitas pelindungan PMI di luar negeri, dan memaksimalkan penempatan PMI terampil untuk peningkatan kesejahteraan yang diharapkan berdampak terhadap kenaikan devisa.