Banjir bandang hingga longsor menimpa sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Ephorus HKBP Victor Tinambunan menilai jika banjir-longsor ini merupakan bencana buatan manusia, bukan bencana alam biasa.
“Bencana ini bukan bencana alam biasa tetapi bencana ekologis, bencana buatan manusia,” kata Victor Tinambunan kepada infoSumut, Kamis (27/11/2025).
Victor menilai jika tutupan hutan sangat berkurang drastis di daerah banjir bandang-longsor tersebut. Para pelaku dinilai dapat dicek dan pihak berwenang bisa memberikan hukuman.
“Masalah utama karena tutupan hutan sangat drastis berkurang. Pelakunya bisa dicek dan bahkan aparat berwewenang bisa memberi hukuman, apakah korporasi atau secara pribadi,” ujarnya.
Pemerintah, dinilai harus tegas menindak tegas aktivitas ilegal logging. Termasuk juga menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL) karena dinilai telah merusak hutan di kawasan Tapanuli.
“Pemerintah harus tegas menindak ilegal loging dan menutup TPL yang sudah merusak hutan di Tapanuli Raya,” ucapnya.
Sebagai pimpinan tertinggi HKBP, Victor memulihkan alam menjadi tugas bersama ke depannya. Khususnya menanam pohon sebagai hutan lindung.
“Ke depan kita punya tugas bersama untuk memulihkan alam. Menanam pohon sebagai hutan lindung,” sebutnya.
Enam jemaat HKBP sejauh ini meninggal dunia akibat bencana ini. Pihak HKBP saat ini menggalang bantuan dari para jemaat.
“Sebagai Ephorus saya langsung meminta Praeses dan tim dari Kantor Pusat untuk menampung pengungsi dan membuat poskp layanan. Juga saya sudah mengirim surat kepada semua jemaat HKBP untuk membantu. Sudah ada yang terkumpul dan masih berproses,” tutupnya.
Untuk diketahui, banjir bandang hingga longsor terjadi di sejumlah titik Sumut. Hingga saat ini yang paling parah terjadi Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Langkat.
Dalam sejumlah video yang tersebar di media sosial, terlihat banyak bongkahan kayu yang terseret saat banjir bandang tersebut. Banyak yang menduga jika bongkahan kayu itu merupakan bagian dari aktivitas ilegal logging.
Belum ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait dugaan ilegal logging tersebut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut Heri Wahyudi Marpaung belum merespons saat dihubungi perihal ini.







